Mohon tunggu...
Anton Surya
Anton Surya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana

Pengelana

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Efek Kejut Mengerikan Anies Baswedan

19 Maret 2020   10:25 Diperbarui: 19 Maret 2020   10:54 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antrian MRT (detik.com)

Baru-baru ini beliau melakukan uji coba lagi untuk mengatasi masalah penyebaran virus Covid 19 dengan membatasi layanan transportasi publik. 

Kebijakan itu ternyata blunder alih-alih membuat social distancing yang terjadi adalah antrian panjang yang menyebabkan kerumunan manusia pemakai transportasi publik pada keesokan harinya. 

Pada rapat teknis percepatan penanganan COVID-19 yang disiarkan di channel YouTube Pemprov DKI Jakarta, Senin (16/3), Anies mengungkap alasannya melakukan pembatasan. Dia mengatakan ingin memberi 'efek kejut' kepada masyarakat dalam menghadapi virus Corona. Menurut saya itu adalah sikap sigap-gagap seorang Anies Baswedan.

Banyak orang yang tidak sadar dirinya terinfeksi, lalu pergi ke berbagai lokasi untuk bekerja atau bersilahturahmi dengan kerabat atau teman. Orang itu tidak sadar jika dirinya menjadi pembawa (kurir) virus corona karena tidak memiliki gejala.  Kita tidak bisa membayangkan jika diantara kerumunan ada kurir pembawa COVID 19, tentu akan banyak yang terdampak. 

Jarak antar pengantri angkutan umum yang bisa kita lihat di televisi sangat dekat bukan seperti anjuran pemerintah 1 meter atau lebih. Efeknya sangat mengerikan karena COVID-19 bisa menulark dengan cepat. Dampak yang ditimbulkan bukan main bisa mengakibatkan kematian bagi kurir itu sendiri dan sekaligus bagi orang yang berada dilingkunganya.

Tentu Anies baswedan bisa dengan mudah mengeluarkan pendapatnya di Balai Kota dengan berkata:

"Tadi pagi kendaraan umum dibatasi secara ekstrem, apa sih tujuannya? Tujuannya, mengirimkan 'pesan kejut' kepada seluruh penduduk Jakarta bahwa kita berhadapan dengan kondisi ekstrem. Jadi, ketika orang antre panjang, 'Oh iya COVID-19 itu bukan fenomena di WA (WhatsApp, red) yang jauh di sana. Ini ada di depan mata kita.' Kalau kita tidak kirim pesan efek kejut ini penduduk di kota ini masih tenang-tenang saja, yang tidak tenang ini siapa yang menyadari ini," kata Anies.

Tentu Anies baswedan bisa dengan mudah mengeluarkan pendapatnya di Balai Kota seperti diatas tetapi masyarakat umum  yang berdesak-desakan di antrian sedang berada dalam ancaman bahaya Covid 19 yang mengerikan itu. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun