Mohon tunggu...
Anton Surya
Anton Surya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana

Pengelana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Silat Dayak

18 November 2017   05:05 Diperbarui: 22 November 2017   04:20 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendekar Dayak (doc. pribadi)

Ilmu silat salah satu kekayaan budaya yang dimiliki Masyarakat Indonesia. Dayak Suku tertua yang mendiami pulau Kalimantan adalah salah satu suku Indonesia yang memiliki pencak silat. Pada masa lampau saat Kalimantan yang berhutan lebat dan rawan perkelahian membuat para pemuda perlu belajar bela diri.

Jangkang sejak jaman Belanda dikenal sebagai daerah yang keras, menurut buku P. J. Veth  berjudul Borneo Bagian Barat : Geografis, Statistis, Historis. Jilid II (1854) banyak terdapat pengayauan (pemenggalan kepala) di daerah Jangkang. Kisah tentang pendekar Macan Gaink dan beberapa pendekar lain selalu menjadi cerita lisan yang melegenda bagi orang Dayak Jangkang (Bi Jongkakn). Belum lagi dongeng tentang Panglima Kilat yang melakukan perlawanan terhadap penjajahan Jepang dan mampu memenggal kepala serdadu Jepang selalu menjadi kisah klasik.

Menurut penuturan salah seorang tetua menyatakan dirinya harus belajar ilmu silat dari berbagai guru demi menacari guru paling sakti, bahkan hingga keluar daerah Jangkang. Dia menuturkan dalam belajar silat untuk mencapai tingkatan tertinggi harus melewat beberapa ujian dan tidak jarang melakukan ritual yang berbau mistik. Sayang sata tidak sempat bertanya lebih dalam mengenai silat Dayak, misalanya seperti jurus-jurus dan tenaga dalam yang terdapat dalam silat Dayak.


Pemuda Dayak sekarang jarang ada yang tertarik lagi untuk mempelajari ilmu silat. Ilmu silat dayak saat ini hanya menjadi seni pertunjukan dalam hajatan, saya cukup beruntung bisa mevideokan satu jurus silat yang diperagakan oleh seorang kakek yang diperagkan secara kocak..


Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun