Mohon tunggu...
Suryadi Maswatu
Suryadi Maswatu Mohon Tunggu... Jurnalis - Kita sama, kita satu, kita indonesia

Kemiskinan Sejati bukanlah semalam tanpa makan, Melainkan sehari tanpa berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sumpah Anak Muda, Jadi Kekuatan Mahasiswa

28 Oktober 2021   06:47 Diperbarui: 28 Oktober 2021   06:49 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: dokumen pribadi penulis

Sumpah Anak Muda, Jadi Kekuatan Mahasiswa

Oleh : Suryadi Maswatu (Wartawan)

MAKASSAR - Sudah sangat lama mahasiswa dianggap tertidur pulas dan kini mereka terbangun untuk membuat gebrakan.

Runtuhnya gerakan mahasiswa kerap mendapat kegagalan, Semangat tak boleh pudar. Semangat bertindak demi tanggungjawab sosialnya apabila dibutuhkan. Kaum Muda intelegensia yang terus berdiam diri dalam keadaan yang mendesak, telah melunturkan nilai-nilai kemanusian.

Pekerjaan ruma terbesar bagi Mahasiswa adalah tak boleh menyerah membersihkan air kolam dari lumpur permasalhan bangsa. Perang melawan kebijakan tidak boleh kendur sedikit pun meski kini mungkin hanya bagai setitik buih di tengah samudra.

Peringatan hari Sumpah Pemuda 2021 ini, tidak hanya sebagai acara ritual tahunan, namun sebagai refleksi bagi Pemuda Indonesia agar terus menjaga sumpah yang telah digaungkan pada 28 Oktober 1928.

Para pemuda pernah bersumpah kepada Indonesia, akan bersatu dalam tumpah darah bangsa dan bahasa satu.

Walau waktu terus berlari, dan zaman niscaya berganti, namun janji akan selalu menuntut bukti. Bahwa pemuda tak gampang hanyut oleh informasi sembarangan, larut dalam propaganda politik murahan.

Bikinlah barisan untuk terus berteriak di jalanan selagi bisa, jangan silau dengan para berhala, yang sedang sibuk berebut kuasa. Jadilah penenang bagi rakyat yang gelisah, untuk penentu ketika semua jalan terlihat buntu.

Pemuda dengan titel kebangaan, hanya menjadi intrik untuk diri sendiri. Yang Katanya pemuda adalah generasi penerus bangsa. Akan tetapi buta dengan keadaan bangsa.

Perjuangan mahasiswa aktivis bukan hanya proses penderitaan menuju tujuan, apalagi mendapatkan pujian. Akan tetapi, adalah suatu proses untuk memantaskan diri demi meraih tujuan mulia.

Ironisnya, kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang dianggap pihak Kampus merugikan sang Tuan.

Jangan takut dengan penguasa. Tapi, takutlah akan hidup sebagai mahasiswa yang tidak bisa apa-apa dan tidak bisa memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara.

Ingat berekspresi, berbeda sikap, menyampaikan aspirasi dan pendapat, serta berunjuk rasa untuk mendukung atau menolak suatu kebijakan merupakan hak konstitusional yang sepenuhnya dijamin dan diatur oleh undang-undang.

Dengan jaminan itu, setiap warga negara boleh ber unjuk rasa di mana pun, ka pan pun, dan dalam bentuk apa pun, sejauh hal itu tidak melanggar batas ketentuan dan aturan yang berlaku.

 Demonstrasi merupakan bagian dari demokrasi. Melalui demonstrasi, publik mendapatkan ruang seluas-luasnya untuk menyampaikan aspirasi. Sayangnya, demonstrasi tak jarang pula dijadikan kuda tunggangan oleh pihak-pihak yang punya kepentingan tersembunyi.

Demonstrasi akhir-akhir ini pun bukan sembarang demonstrasi. Ia menyita perhatian bangsa. Selain karena cakupannya sangat luas hampir di seluruh wilayah Indonesia, juga dilakukan mahasiswa bahkan siswa.
 
Lepas dari pro-kontra terhadap sikap dan tuntutan mereka, keputusan mahasiswa turun ke jalan harus kita hormati. Kita yakin, amat yakin, mereka bergerak semata-mata didorong keinginan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.

Kita percaya, amat percaya, mahasiswa rama-ramai berunjuk rasa hanya untuk menjaga harapan agar reformasi tak berjalan menyimpang. Betul bahwa di beberapa tempat demonstrasi mahasiswa diwarnai kerusuhan. Namun, secara umum harus kita katakan bahwa aksi mereka berlangsung elegan.

Mereka menunjukkan jati diri sebagai kalangan terdidik dengan menyampaikan pendapat secara bermartabat. Yang menjadi persoalan kemudian, demonstrasi mereka diikuti aksi-aksi susulan yang sangat mungkin tak lagi murni. Ada indikasi sangat kuat bahwa demonstrasi mahasiswa lantas dibajak kelompok-kelompok tertentu.  

Pembajak demonstrasi merupakan musuh demokrasi. Seluruh anak bangsa wajib menutup pintu rapat-rapat buat mereka. Aparat pun harus ekstra tegas menindak sehingga kemurnian demonstrasi bisa terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun