Mohon tunggu...
Yadie MDR
Yadie MDR Mohon Tunggu... Jurnalis - Likes to learn from people's stories.

Mahasiswa KPI Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Wawancara Pengalaman Belajar Tingkat Internasional

26 April 2019   22:57 Diperbarui: 26 April 2019   23:20 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.facebook.com/ozytulen.ozytulen

Saya senang sekali menjadi mahasiswa Internasional. Banyak sekali pelajaran yang didapat dari pengalaman ini. Berikut adalah kutipan hasil wawancara pada Ach Fauzi mahasiswa internasional  Brunei Darussalam mengenai pengalaman dan proses belajar dan kehidupan di Luar Negeri. Wawancara ini di muat di karya literasi Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) Jabodetabek yang di wawancarai oleh: Suryadi Ali Wahyudi.

Bagaimana pengalaman belajar di Luar Negeri?

Belajar di luar negeri tentu menjadi suatu yang berkesan dan luar biasa bagi orang-orang. Ada beberapa hal yang saya sampaikan mengenai hal ini. Pertama, saya mengakui metode dan sistem pembelajaran dan fasilitas belajar di Luar Negeri lebih baik ketimbang di Indonesia. Tentu pembelajaran lebih diserapi dengan baik, karena sebagai mahasiswa luar negeri harus mempunyai kelebihan dari mahasiswa lokal biasanya. Kedua, belajar di Luar Negeri serikat menjadi kesempatan untuk mengusai bahasa Internasional Seperti, bahasa Arab dan bahasa Inggris. Ketiga, saya dapat memahami budaya disini dan dapat membandingkan dengan budaya yang ada di Indonesia. Dengan itu akan lebih befikir tetang apa kekurangan yang ada di negeri kita sendiri.

Bagaimana sistem pembelajaran di Luar Negeri?

Sistem pembelajaran di luar negeri yang saya alami, sangat menekankan pada analisis masalah dan kemandirian. Mahasiswa tidak bisa hanya menunggu "intruksi" dari dosen. Sestem pembelajaran lebih menuntut untuk membaca. Membaca menjadi kebutuhan masiswa untuk bidang-bidang pembelajaran. Bahkan membaca menjadi pembelajaran wajib yang hampir mencapai 80% dari pejaran lainnya. Jadi memang di Luar Negeri lebih mengutamakan membaca, karena dengan membaca analisis masalah akan lebih efektif. Dalam seminggu kadang harus menyelesaikan 6-7 buku. 

Kita semua sadar bahwa membaca buku sebanyak itu cukup berat. Selain itu pembelajaran disini dosen benar-benar fokus menjadi fasilitator mahasisiwa dalam mendidik Pelajaran dengan diskusi, seminar. 

Di Indonesia setidaknya secara teoritis, sistem pembelajaran kita sebenarnya sudah mengarah pada pola belajar student  centered learning seperti ini. Cuma peraktek pembelajaran di Indonesia belum maksimal. 

Satu hal yang sangat kurang di Negara kita sendiri yaitu, sistem pembelajaran di Indonesia sangat kurang kecakapan dalam membaca. Kurikulum pendidikan kita, sejak tingkat dasar, saya kira sangat kurang menekankan pentingnya membaca. 

Yang lebih ditekankan adalah menghafal. Berbeda dengan di luar negeri. Disini sejak sekolah dasar anak ditekan untuk gemar membaca, tidak peduli dengan apa yang di baca komik dan dll yang terpenting mereka aktif dalam membaca.

Apa motivasi anda sekolah ke Luar Negeri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun