Mohon tunggu...
surya hadi
surya hadi Mohon Tunggu... Administrasi - hula

Pengkhayal gila, suka fiksi dan bola, punya mimpi jadi wartawan olahraga. Pecinta Valencia, Dewi Lestari dan Avril Lavigne (semuanya bertepuk sebelah tangan) :D

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perlukah Pertanyaan Mengenai Ideologi dan Pancasila Ketika Interview Kerja?

7 Juli 2017   16:30 Diperbarui: 7 Juli 2017   16:40 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://google-peace.blogspot.co.id/2014/02/cara-berdandan-untuk-interview-kerja.html

Beberapa waktu lalu, beredarnya video yang berisi para mahasiswa sedang mengucapkan sumpah terhadap Khilafah dalam acara Simposium Nasional yang di adakan oleh Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus Nasional di IPB pada 27-03-2016 lalu tentunya menimbulkan banyak keprihatinan dan kerisauan yang cukup beralasan.

Patut di garisbawahi bahwa mereka yang mengucapkan sumpah itu adalah para mahasiswa dan mahasiswa, para intelektual muda yang tentunya di harapkan akan menjadi tulang punggung untuk meneruskan perjuangan bangsa ini. Masih ingat kan ucapan legendaris milik Bung Karno mengenai pemuda ?? "Beri Aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia"

Ancaman akan ISIS itu nyata adanya, teror terhadap kepolisian pun belakangan ini semakin menjadi jadi, dr mulai bom, hingga serangan langsung seperti penusukan yang terjadi di Masjid Falatehan beberapa waktu lalu. Selain itu pemasangan bendera ISIS di di depan Polsek Kebayoran Lama yang di sertai surat kaleng yang mengatakan akan menjadikan Jakarta seperti Marawi seharusnya menjadi peringatan dini bagi TNI dan juga kepolisian serta masyarakat untuk terus waspada terhadap masuknya ideologi ideologi menyesatkan selain Pancasila di Indonesia

Berdasarkan Survei yang di lakukan SMRC, ada sekurangnya 9.2% WNI yang setuju kalau Indonesia menjadi negara Khilafah, yang kalau di terjemahkan dalam bentuk angka real, kurang lebih adalah 20 juta, angka yang tidak bisa di anggap kecil dan di abaikan begitu saja. 

Pemahaman mengenai ideologi bangsa bernama Pancasila yang di terapkan mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi (PT) seolah mentah ketika di hadapkan pada keinginan kuat seseorang untuk mengenal lebih jauh mengenai agama, yang kemudian di manfaatkan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab dengan memberikan ajaran ajaran sesat yang sama sekali tidak mencerminkan sebuah agama.  Bahkan Ali Imron, terpidana kasus Bom Bali pernah mengatakan "Cukup 2 jam, memprovokasi sampai siap bunuh diri".

Menjepit Faham Radikalisme

ISIS mempunyai massa, ia mempunyai dana, bahkan bukan tak mungkin mereka adalah orang orang terdekat kita, yang tidak pernah kita duga sebelumnya seperti saudara, tetangga, kerabat, bahkan higga rekan kerja. Iya, rekan kerja, yang berarti bukan tak mungkin ia adalah salah satu pendonor bagi ISIS atau mungkin jaringan terorist lainnya. Tidak terbayang kan bagaimana rasanya jika mungkin kita adalah seorang pengusaha yang justru memberikan upah kepada seseorang yang mendukung radikalisme.

Di tempat kerja saya, ketika saya interview dulu, saya sempat di tanyakan mengenai Pancasila, hingga bagaimana jika PKI kembali dan benar benar ada. Lucu ?? Ya, bagi saya pada awalnya pertanyaan tersebut terkesan aneh dan tidak ada korelasinya dengan pekerjaan saya. Sejujurnya saya sempat berpikir seperti ini :

"Ini pertanyaan macam apa.. "

"Ga jelas banget.. "

"Apaaa coba... "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun