Mohon tunggu...
surya hadi
surya hadi Mohon Tunggu... Administrasi - hula

Pengkhayal gila, suka fiksi dan bola, punya mimpi jadi wartawan olahraga. Pecinta Valencia, Dewi Lestari dan Avril Lavigne (semuanya bertepuk sebelah tangan) :D

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Hai, Bolehkah Kupinjam Telingamu?

26 Februari 2020   17:58 Diperbarui: 29 Februari 2020   13:09 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Luna tahu yang dibutuhkan Rima hanyalah telinganya, bukan mulutnya.

Terkadang Luna bertanya-tanya dalam benak, bagaimana telinga bisa membuat orang lain yang sedang dalam keadaan tertekan merasa lega dan menutup ceritanya dengan ucapan terima kasih karena mau mendengarkannya. Ia juga ingin merasakannya.

Dulu Luna pernah melakukan hal yang sama, ketika ia menceritakan masalah keluarganya -yang selalu terlihat baik-baik saja di mata orang- kepada seorang teman di gerejanya yang justu berakhir menjadi konsumsi orang banyak.

"Belajar sharing... " Begitu kata temannya kala itu.

Luna tidak mengerti, apa perbedaan antara sharing dan menjadikan hidup seseorang sebagai perbincangan. Sebuah perbincangan yang hanya berakhir dengan pertanyaan dan pernyataan yang kadang menyudutkan dan memunculkan ragam persepsi yang terus dibuat oleh berbagai macam kepala yang mendengarnya. 

Perbincangan yang terus terjadi hingga yang terjadi hanyalah penghakiman atau pembunuhan karakter seseorang.

Luna ingat, setelah ia menceritakan masalah itu, banyak orang di gereja yang mulai bertanya kepadanya mengenai masalah yang dihadapi Luna dan keluarganya. Hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya. 

"Mereka peduli.. " begitu kata temannya.

Luna tidak mengerti apa arti peduli ketika mereka hanya bertanya dan berbicara sekenanya dengan mulutnya, lalu pergi.

"Mereka hanya ingin tahu, bukan peduli.. " sahut Luna ketus kepada temannya.

wallpaperscraft.com
wallpaperscraft.com
Luna pernah menceritakan masalahnya pada Rima, tapi Rima terlalu banyak bicara. Ia lebih suka menjawab cerita Luna dibanding mendengarkannya, padahal Luna hanya ingin merasakan apa yang dirasakan Rima. Berbicara, lalu menutup perbincangan dengan ucapan ""Terima kasih mau mendengar cerita saya" dan membawa pulang kelegaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun