Mohon tunggu...
surya hadi
surya hadi Mohon Tunggu... Administrasi - hula

Pengkhayal gila, suka fiksi dan bola, punya mimpi jadi wartawan olahraga. Pecinta Valencia, Dewi Lestari dan Avril Lavigne (semuanya bertepuk sebelah tangan) :D

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Si Peminta Hening

28 Oktober 2018   13:43 Diperbarui: 28 Oktober 2018   16:40 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kamu tahu artinya hening ?? 

Sebuah keadaan tenang, tanpa suara, bisu tanpa ada ucapan dan lafalan kata, mirip seperti sebuah cerita mati suri yang sering kubaca di buku-buku yang kadang teronggok di tempat sampah dan reruntuhan gedung. 

Kamu tahu apa artinya sakit ?? 

Beberapa buku mengatakan sakit itu adalah efek yang timbul secara alamiah ketika tubuh mengalami luka, entah itu luka secara fisik sperti sayatan, sobekan, jahitan, atau mungkin kopekan koreng yang mengering, atau mungkin luka batin yang tidak kelihatan bentuk dan sayatannya seperti apa namun sembuhnya kadang terlalu lama. 

Kamu tahu seberapa ingin aku hidup dalam hening agar aku tidak bisa mendengar suara yang terlalu berisik sehingga aku bisa tidur pulas, bahkan tidak jarang aku berharap mataku bisa melompat keluar dari tempatnya sehingga aku tidak perlu melihat jenazah yang kembali di angkat dan didoakan, dan tangisan dari orang orang yang merasa kehilangan.Kadang aku juga berharap kulitku bisa lepas sendiri dari tubuhku sehingga aku benar benar tidak perlu merasakan apa itu sakit ketika aku harus terjatuh di tengah kerumunan orang yang kadang berlarian tanpa arah.

Mati...

Ah iya apa iya aku mati saja ?? Tapi apa mati akan membuat semua masalahku selesai ?? Bagaimana dengan ibuku ?? Apa iya akan baik baik saja ?? Bagaimana dengan adikku ?? Siapa yang akan menjaganya ?? Bagaimana dengan ibu guru ?? Atau mungkin dengan sekolah kami yang kemarin sudah rata dengan tanah.

Lalu jika aku mati, kemana aku akan pergi ?? Surga atau neraka ?? Aku lupa menghitung seberapa banyak perbuatan baik dan jahat yang telah kubuat. Jika saya aku mencatatat dan menghitungnya, mungkin aku akan segera mengkalkulasi jumlah mereka dan berharap hitunganku dan hitungan Tuhan sama, sehingga setidaknya aku bisa tahu kemana aku akan berakhir. Neraka atau surga ?? Walau mungkin aku sendiri agak yakin mungkin nerakalah yang akan menjadi pelabuhanku jika saja aku mati hari ini. 

Kemarin aku baru saja melakukan dosa besar ketika aku berhasil membuat ibuku menangis, padahal aku hanya melakukan apa yang orang lain lakukan, melempakan batu ke beberapa orang berkuit putih, hingga akhirnya seorang berbadan besar dari komplotan kulit putih tersebut berhasil memegang tanganku, mencengkram kerah bajuku, lalu memukul kepalaku  dengan sebuah besi besar yang tergantung di lehernya sebelum membantingku ke tanah hingga aku terkapar di tanah berdebu.

Kami sekeluarga hanya bertiga aku, ibu dan adikku. Ayahku pergi 2 tahun lalu untuk memperjuangkan sebuah kebenaran, begitu katanya ketika itu sambil memegang besi besar yang sama yang di pegang oleh pria berkulit putih yang mencengkram bajuku kemarin siang. Ia terlihat gagah hari itu sebelum akhirnya aku hanya bisa melihat ibu menangis tersedu sedu ketika ia meninggal. 

Kata ibu, hari ini adalah hari terakhir kita berada di kota ini, ibu bilang besok kita akan melakukan perjalanan yang cukup panjang. Dia memintaku untuk tidur dan beristirahat dengan cukup. Iya, kalau mau jujur aku pun menginginkan hal yang sama. Sudah hampir setiap hari aku tidak bisa tidur pulas, bangun di tengah tidur, lalu kemudian berlari tanpa arah yang jelas mengikuti arus orang banyak yang melakukan hal yang sama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun