Mohon tunggu...
Imam Suryanto
Imam Suryanto Mohon Tunggu... Lainnya - Just for sharing!

Government Public Relations. Founder/CEO Bright Up Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

"Cyber Public Relations" Ibarat Tentara Perang di Era Digital

18 Oktober 2017   10:09 Diperbarui: 19 Oktober 2017   07:54 5276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: thestandnews.com

Dewasa ini era teknologi dan komunikasi semakin hari kian menunjukkan pengaruhnya yang kuat bagi masyarakat. Teknologi bagaikan raja dunia yang siap untuk memperdaya bagi siapa saja yang menganutnya. Melalui teknologi kita dapat "berjalan" menuju belahan dunia yang kita inginkan. Teknologi merupakan alat bagi masyarakat, dalam hal ini khususnya seorang Public Relations (PR) dalam melakukan komunikasi publik.

Sebuah komunikasi tentu memiliki informasi tertentu yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Informasi yang baik tentu harus menciptakan perubahan yang positif menuju kemajuan yang dinamis. Sebuah informasi yang baik harus dikemas secara efektif, kreatif, dan inovatif. Lalu, bagaimana cara untuk mengemas informasi tersebut menjadi informasi yang menarik untuk masyarakat? Metode apa yang tepat untuk melakukan diseminasi informasi publik dengan cara yang lebih efektif, kreatif, dan inovatif?

Dunia digital menyediakan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Seiring dengan adanya Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, seluruh instansi/perusahaan wajib menyediakan informasi kepada masyarakat. Informasi yang diberikan kepada masyarakat harus merupakan informasi yang bermanfaat untuk diketahui, tetapi masih banyak oknum yang mencoba memanfaatkan peluang keterbukaan ini. 

Melalui internet seluruh informasi yang kita inginkan dapat diakses dengan cepat dan mudah. Tapi, apakah informasi tersebut dapat dipertanggungjawabkan akan kebenarannya? Apakah informasi tersebut sudah akurat sesuai dengan fakta yang ada? Atau informasi tersebut hanya berupa hoax belaka?

Maraknya informasi yang beradar saat ini membuat keabsahan sebuah informasi patut dipertanyakan. Dapat diketahui masih banyak oknum yang sengaja menggiring opini dengan informasi yang salah demi mencapai sebuah tujuan. Pengetahuan masyarakat akan sebuah isu juga dipengaruhi oleh informasi yang beredar di lingkungannya. Informasi bohong seakan menjadi momok menakutkan yang dapat meretakkan kesatuan dan persatuan suatu bangsa. Lalu, bagaimana peran pemerintah dan PR dalam mengatasi hal tersebut? Inilah tantangan besar yang harus diselesaikan oleh kita bersama.

Berita bohong yang beredar di masyarakat tentu dapat meresahkan kita semua. Saat ini berita bohong sudah dibuat sedemikian rupa menyerupai berita asli, dilengkapi dengan data-data yang seolah-olah itu adalah fakta. Kemunculan berita bohong ini disebabkan adanya oknum yang ingin membuat situasi menjadi kacau dan mengambil keuntungan dari hal ini. 

Berita bohong bagaikan musuh yang siap untuk menghancurkan negara ini kapan saja. Pelbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk mengatasinya, tetapi "virus musuh" masih tetap kuat untuk menyerang. Lalu, apakah kita sebagai seorang PR hanya duduk terdiam? Menyaksikan pembodohan dengan beredarnya berita bohong? Tentu jawabannya adalah tidak.

Seorang PR harus dapat berperan sebagai jembatan antara instansi/perusahaan dengan masyarakat. PR berperan untuk mengolah informasi publik dari instansi/perusahaan yang akan disebarkan kepada masyarakat. Informasi yang disebarkan harus informasi yang aktual, teruji kebenarannya, bermanfaat, dan bernilai positif. Dengan demikian, bagaimana cara kita untuk menangkal informasi yang bersifat bohong yang tersebar bebas di media sosial?

"Tentara Perang"

Berkaitan dengan cara mencegah dan melawan berita bohong yang tersebar bebas melalui teknologi internet, cara yang cukup ampuh menurut saya dengan membuat "tentara perang" di dunia maya atau dapat disebut dengan Cyber PR. Cyber PR memiliki peranan yang vital dalam melawan informasi bohong yang berkembang di dunia maya khususnya media sosial. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat aktif dalam menggunakan media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube.

Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang dilakukan pada akhir tahun 2016, terdapat 132,7 juta orang yang aktif menggunakan internet dari total populasi penduduk indonesia 256,2 juta. Hal ini merupakan prestasi sekaligus tantangan kita bersama, ini juga dapat digunakan dalam meningkatkan kampanye "melek teknologi". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun