Mohon tunggu...
Surtan Siahaan
Surtan Siahaan Mohon Tunggu... Penulis -

Berbahagialah orang yang tidak sukses, selama mereka tidak punya beban. Bagi yang memberhalakan kesuksesan, tapi gagal, boleh ditunggu di lapangan parkir: siapa tahu meloncat dari lantai 20. -Seno Gumira Ajidarma-

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dapatkah Rumah Baru menjadi Harapan Badak Badak Terakhir?

16 Oktober 2015   11:59 Diperbarui: 7 Maret 2018   09:26 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2015 boleh disebut sebagai masa yang berat bagi perjuangan konservasi badak. Wajah dunia seakan ditempeleng ketika penelitian yang diterbitkan Oryx, sebuah jurnal konservasi internasional, per Agustus 2015 menyatakan Badak Sumatra (Dicerorhinus Sumatrensis) telah punah di Malaysia.

 Ini mungkin berita paling buruk dalam kurun empat tahun terakhir setelah tahun 2011 Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus sondaicus) lebih dulu lenyap di Vietnam. Kini, harapan dan mata dunia tertuju pada Indonesia sebagai satu-satunya negara yang memiliki hutan hunian bagi badak-badak terakhir.

Spesies badak yang berada di Indonesia memang yang terakhir. Berdasarkan laporan World Wildlife Fund (WWF), saat ini hanya tersisa tidak lebih dari 50 ekor Badak Jawa yang terkonsentrasi di Taman Nasional Ujung Kulon. Parahnya lagi pertumbuhan populasi Badak Jawa sangat lambat. Jika pada tahun 1960 populasi Badak Jawa diperkirakan hanya mencapai 20 hingga 30 ekor, artinya dalam kurun 55 tahun hanya lahir tak lebih dari 20 ekor Badak Jawa!. Setali tiga uang, nasib Badak Sumatra juga mengkhawatirkan. 

Spesies badak terkecil di dunia ini hanya tersisa sekitar 100 ekor dan terpencar di hutan-hutan terpencil di Sumatra dan Kalimantan. Padahal, badak yang tubuhnya dipenuhi bulu ini pernah punya punya persebaran luas di Asia Tenggara dengan populasi mencapai 600 ekor pada tahun 1985.

Berbagai macam upaya telah diupayakan konservator dan pemerintah untuk meningkatkan populasi badak di Indonesia. Mulai dari melarang perburuan badak dan melakukan penegakan hukum terhadap pemburu, mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan tanggungjawab akan kelestarian badak hingga membiakkan badak dalam kandang. 

Yang paling anyar, konservator dan pemerintah berniat memperbanyak kantong (rumah) baru bagi badak. Rencanannya, sekitar 150 ekor badak yang hidup terpencar di Sumatra, Jawa dan Kalimantan akan dipindahkan di sejumlah lokasi terpilih. Strategi ini merupakan jawaban atas dua masalah utama yang dialami Badak Jawa dan Sumatra. 

Untuk Badak Jawa, daya dukung Taman Nasional Ujung Kulon dinilai tidak lagi cukup. Alasannya, selain wilayahnya kian sempit, taman nasional ini rentan terhadap bencana alam tsunami maupun gunung berapi. Hal ini berbeda dengan habitat Badak Sumatra yang luas namun hidup terpisah-pisah dalam kawanan yang kecil. Oleh karenannya dibutuhkan tempat baru yang layak.

Solusi Jangka Pendek ?

Menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Siti Nurbaya, konsep pemindahan badak ke lokasi lain yang lebih baik dan terkontrol dapat menjaga keberlangsungan hidup mereka. Alasannya, potensi perkawinan lebih besar jika badak disatukan. Siti pun menargetkan kenaikan 20% populasi badak Jawa dan Sumatera. 

Pemerintah juga sudah melakukan survei di sejumlah lokasi di antaranya Suaka Margasatwa Cikepuh, Cagar alam Gunung Sanca, Taman Nasional Alimursala, Hutan Baduy, Akar Sari, Pulau Panaitan, Waikambas, sampai Harapan Koles di Jambi.

Menurut opini penulis, upaya meningkatkan populasi dengan merelokasi badak ke kantong habitat yang baru punya potensi keberhasilan. Lambatnya pertumbuhan populasi Badak Jawa di Ujung Kulon merupakan sinyal bahwa batas daya dukung sudah tercapai. Untuk itu memang perlu habitat baru yang lebih kondusif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun