Mohon tunggu...
Surtan Siahaan
Surtan Siahaan Mohon Tunggu... Penulis -

Berbahagialah orang yang tidak sukses, selama mereka tidak punya beban. Bagi yang memberhalakan kesuksesan, tapi gagal, boleh ditunggu di lapangan parkir: siapa tahu meloncat dari lantai 20. -Seno Gumira Ajidarma-

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Pantaskah Kita Menyambut Lebaran dengan Lingkungan yang Kotor?

13 Juni 2018   20:09 Diperbarui: 14 Juni 2018   02:57 2723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sampah yang Berserakan di Pinggir Jalan Tol/Sumber Foto: Kompas.com

Tidak lama lagi umat muslim akan merayakan Lebaran. 

Di malam Lebaran, kumandang takbir akan bersahutan di antero bumi nusantara untuk memuliakan nama Allah SWT. Esoknya, jutaan orang akan menggelar salat Idul Fitri bersama sebagai penanda perayaan hari kemenangan.

Idul Fitri yang dirayakan setelah 30 hari Ramadan sering dimaknai sebagai kembalinya manusia ke kondisi fitri atau suci. Setelah 30 hari menahan lapar, dahaga dan hawa nafsu, orang akan merayakan Lebaran dalam kondisi bersih dari segala dosa dan kesalahan.

Tidak heran jika pada hari Idul Fitri, orang akan tampil dengan pakaian yang serba putih, bersih, wangi dan baru. Alasan penggunaan warna putih tidak semata-mata fashion, lho, melainkan upaya menyelaraskan diri dengan makna Lebaran yang serba bersih tersebut.

Upaya penyelarasan diri dengan makna Lebaran bahkan dapat lebih jauh lagi dengan menjaga lingkungan tetap bersih sebelum dan setelah perayaan hari suci umat Islam ini berlangsung. Sebab, pemahaman bersih secara lahiriah dalam Islam tidak hanya sebatas tubuh manusia, melainkan juga rumah dan lingkungan tempat tinggalnya.

Maka ada tradisi di sejumlah kalangan yang menyambut Lebaran dengan mengecat, membersihkan dan memperbaiki rumah. Bagi orang Betawi tempo dulu, tradisi ini disebut dengan mengapur karena bahan yang digunakan untuk memutihkan tembok rumah bukanlah cat melainkan kapur.

Sayangnya, belum semua orang mengaplikasikan hal ini. Kalaupun ada, kesadaran membersihkan diri baru sebatas pada kebersihan tubuh dan rumah. Sementara, lingkungan tempat tinggal kita dibiarkan kotor.

Lebih parah lagi, menjelang tibanya hari yang fitri, kita masih melakukan tindakan-tindakan yang membuat lingkungan kotor seperti membuang sampah sembarangan atau melakukan aksi vandalisme dengan mencoret-coret tembok.

Baca Juga: Mudik Lewat Pantura, Siap-siap Kenyang Kampanye Politik

Jalanan Kotor

Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, baik pandangan mata secara langsung maupun melalui media sosial dan berita online, tindakan mengotori lingkungan masih terjadi di sana-sini menjelang Lebaran.

Seperti dikutip dari tempo.co (13/6) para pemudik yang melintasi ruas tol Jakarta-Cikampek melakukan aksi tidak terpuji dengan membuang sampah sembarangan.

Sampah-sampah yang didominasi plastik pembungkus makanan, tisu dan plastik kemasan dibuang para pemudik melalui pintu dan jendela kendaraan roda empat yang mereka gunakan. Mengutip sumber yang sama, sampah yang berserakan juga terlihat di sejumlah rest area.

Meskipun sudah ada imbauan dan fasilitas berupa tempat sampah di sudut-sudut rest area, orang lebih memilih untuk membuang sampah dengan sembarangan.

Sebuah berita mengenai joroknya Jalan Tol Cikampek yang diposting detik.com melalui media sosial Twitter Rabu (13/6) bahkan mendapatkan 353 komentar bernada geram dari netizen.

"Apa masih belum sadar para pemudik buang sampah sembarangan sangkanya (jalan tol) TPS kalau dibuang di halaman rumah mereka apa nggak marah. SSSSSAAAADDAAARRRR", cuit salah seorang netizen.

Hal yang sama juga saya temui di Jakarta, Senin (11/6) lalu. Di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, sejumlah ruas jalan dipenuhi sampah plastik dan kertas yang berserakan. Sebagian sampah tersebut merupakan sampah para pedagang kaki lima yang tidak dikumpulkan dan dibuang pada tempat sampah umum yang sudah disediakan. Hal ini membuat lingkungan kotor dan terlihat kumuh. Berikut ini foto-fotonya:

Sampah Berserakan di Sejumlah Ruas Jalan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (11/6)
Sampah Berserakan di Sejumlah Ruas Jalan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (11/6)
Sampah Berserakan di Sejumlah Ruas Jalan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (11/6)
Sampah Berserakan di Sejumlah Ruas Jalan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (11/6)
Kondisi yang jorok juga terlihat di beberapa titik di lintasan KRL Serpong-Tanah Abang Rabu (13/6). Masyarakat sekitar terlihat masih membuang sampah sembarangan di pinggiran rel. Padahal, tempat itu sama sekali bukanlah tempat pembuangan sampah.

Baca Juga: Tetanggaku dan Kisah Ramadan dalam Dua Agama

Lebaran Sebagai Ritual

Salah satu kekhawatiran utama saya adalah pemahaman makna Lebaran yang belum tuntas di kalangan sebagian masyarakat kita. Lebaran hanya dimaknai secara artifisial sebagai ajang perayaan, konsumsi dan hura-hura semata. Mudik hanya dimaknai sebagai formalitas Lebaran dan buka momen silaturahmi karena para pemudik tidak menaruh hormat pada setiap tempat yang disinggahinya.

Bukankah puasa yang dijalani layak dipertanyakan jika secara lahiriah saja banyak dari kita masih belum bisa bersih. Saya khawatir jika sebagian masyarakat kita belum lulus ujian puasa tapi sudah kebelet untuk Lebaran?

Waktunya Menyelaraskan Ibadah 

Islam adalah agama yang menjunjung tinggi kebersihan. Kebanyakan buku-buku fikih Islam bahkan memulai ulasannya dari pembahasan mengenai thaharah (membersihkan diri). Sebelum melakukan salat, orang Islam pun wajib membersihkan diri.

Seperti sudah disinggung di atas, perayaan Idul Fitri memiliki makna pulangnya seseorang pada fitrahnya yang suci. Tanpa lingkungan yang bersih, rasanya sulit membayangkan adanya makna tersebut. Dalam Islam, kebersihan adalah bagian dari iman. Bagaimana mungkin seseorang bisa menjaga kebersihan hati dan pikirannya, sementara di lain sisi lingkungan sekitarnya kotor dan tidak terawat.

Mumpung masih ada waktu, sudah saatnya kita meluangkan waktu untuk membersihkan lingkungan sekitar kita. Atau minimal, kamu tidak berkontribusi atas kotornya lingkungan dengan membuang sampah sembarangan. Yuk, sambut Lebaran dengan hati, pikiran dan lingkungan yang bersih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun