Mohon tunggu...
Surpi Aryadharma
Surpi Aryadharma Mohon Tunggu... Penulis - Dosen, Peneliti, Penulis Buku, Dharmapracaraka

Gemar membaca, Mencintai Negara, Mendidik Anak Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Agama, Intelek, Debat dan Fenomena Konversi Agama

26 September 2020   10:13 Diperbarui: 26 September 2020   10:53 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Vedanta & Metode Pemahaman Filsafat Hindu, Buku Utama Pembelajaran Filsafat Hindu di Indonesia (Dok. pribadi)

Agama, Intelek, Debat dan Konversi Agama

Dr. Ni Kadek Surpi Aryadharma

Dosen Filsafat Hindu, Pengajar Veda (Vedic Preacher), Penulis, Peneliti

Dalam Tradisi Hindu, seorang cendekiawan dipersyaratkan untuk menguasai berbagai seni berkomunikasi, termasuk berdiskusi dan debat (Tarkasastra). Para Dharmapracharaka, para pengabdi Hindu, pemimpin organisasi semestinya menguasai tarkasastra dengan baik. Inilah letak kelemahan terbesar Hindu dimana sebagian besar orang-orang yang semestinya menguasai tarka-Vada (Cabang ilmu Diskusi dan Debat), tetapi sangat minim pengetahuan ini.

Para cendekiawan, guru, dosen, pendharma wacana, penyuluh agama Hindu, pengurus PHDI dan pengurus organisasi Hindu, para Dharma duta, pegawai Kementerian Agama semestinya menguasai ilmu berbicara di depan publik, berkomunikasi dengan baik dan mampu berdebat/berdiskusi. Sebab Veda menyebut sebagai para penerus kebenaran, para orator yang memiliki tubuh kedewataan dan berperan sangat penting bagi transformasi masyarakat. Pustaka Suci Veda menyatakan :

divakaso agnijihv tvdhah

Rgveda X.65.7

"Para guru adalah para penyebar (penerus) kebenaran, para orator yang cemerlang dan suci bagaikan memiliki tubuh kedewaan. (Titib, 2006 : 431).

Agama Hindu tidak mematikan intelek atau nalar, malah kemampuan intelek yang tinggi justru akan menajamkan pengetahuan sebagaimana dinyatakan Rgveda VIII.15.7 berikut :

Vajram iti dhia vareyam

"Intelek itu menajamkan pengetahuan yang berkilauan bagaikan kilat (halilintar)." (Titib, 2006 : 433).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun