Mohon tunggu...
Hari Suroto
Hari Suroto Mohon Tunggu... peneliti Balai Arkeologi Papua -

Hi, I'm an archaeologist and lecturer but not same with Indiana Jones

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bule Kenal Situs Megalitik Tutari dari Lonely Planet

2 September 2018   09:32 Diperbarui: 22 September 2018   19:44 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat bule di Sentani sudah menjadi hal yang biasa. Dengan cueknya bersandal jepit, bule-bule ini jalan kaki atau naik sepeda. Tak jarang, mereka terlihat membeli pisang goreng di gerobak kaki lima atau makan ayam lalapan di warung tenda pinggir jalan. Bule-bule ini bukanlah wisatawan tetapi mereka adalah pilot pesawat kecil, teknisi pesawat, misionaris, atau guru sekolah internasional. 

Walaupun hanya sebuah distrik (kecamatan) ibukota Kabupaten Jayapura, tetapi Sentani memiliki Hillcrest International School (TK, SD, SMP, SMA) dengan siswa anak-anak bule-bule itu dan sebagian siswa Indonesia. 

Setahun yang lalu, ketika menemani Coralie Girard, mahasiswa Archéologiques Université de Bordeaux, Perancis, dalam mengambil data untuk tesisnya di Situs Megalitik Tutari (Prospection D'un Site D'art Rupestre Longtemps Oublie En Nouvelle-Guinee Site de Tutari), saya tidak sengaja ketemu bule Jerman yang sedang selfie. Setelah say hello dan dalam obrolan singkat, dia bercerita mengetahui Situs Megalitik Tutari dari Lonely Planet. 

Sesampai di rumah, saya penasaran dan kemudian googling apa sih Lonely Planet itu? 

Ternyata Lonely Planet, sebuah panduan perjalanan yang terbit pertama kali tahun 1973, ditulis oleh Tony Wheeler. Lonely Planet adalah buku panduan perjalanan dan penerbit media digital terbesar di dunia. 

Lonely Planet menjadi referensi bagi para tourist baik yang big-budget maupun berbujet terbatas (low-budget,  backpacker). Lonely Planet selain terbit dalam edisi bahasa Inggris juga diterbitkan dalam edisi bahasa Internasional PBB. 

Ternyata Situs Megalitik Tutari masuk dalam daftar destinasi Lonely Planet. Menurut bule Jerman tersebut, foto dari ketinggian Bukit Tutari dengan latarbelakang pemandangan Danau Sentani sangat instagramable dengan views tinggalan megalitik dan hamparan luas savana serta pohon minyak kayu putih. 

Situs Megalitik Tutari terletak 10 kilometer arah barat Bandara Sentani. Situs ini mudah dijangkau dengan menggunakan roda dua atau roda empat sekitar 16 menit. Untuk menuju Situs Megalitik Tutari dilakukan dengan mendaki tangga beton dengan trek yang cukup menguras tenaga karena jalannya menanjak. Pada trek selanjutnya mudah dilalui karena medannya masih datar. 

Berikut informasi yang tertulis dalam Lonely Planet:

Situs Megalitik Tutari, Archaeological Site in Danau Sentani. On the right as you enter the village of Doyo Lama, 6 km west of Sentani, you'll see the entrance to Situs Megalitik Tutari. This mysterious hillside site comprises various arrangements of rocks and stones, and dozens of rock paintings of fish, turtles, crocodiles and lizards. They are of uncertain age but still considered sacred by the villagers. The paintings are in six different fenced areas, all reached by a 1 km concrete path. The lake views are also worthwhile.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun