Mohon tunggu...
Santi Harahap
Santi Harahap Mohon Tunggu... Administrasi - Berjuang menegakkan kebenaran walaupun dengan Do'a

Berbagi walaupun hanya dengan satu kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Udang di Balik Batu di Balik Apel Siaga Umat

28 Februari 2019   22:56 Diperbarui: 1 Maret 2019   00:03 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 17 April 2019 tinggal menghitung hari saja. Sekitar 1,5 bulan lagi "goresan tinta" sejarah akan kembali terukir di negara seribu pulau; Indonesia. Masing-masing kubu paslon Presiden di negeri ini siap untuk mengupayakan kemenangan sosok yang diusungnya. Ibaratkan berkendaraan maka kecepatan akan dilaju sampai batas akhir speedometer agar cepat sampai dan terwujud apa yang diinginkannya.

Masyarakat Indonesia mengimpikan pemimpin bangsa yang diharapkan mampu membawa perubahan 5 (lima) tahun kedepan dan terbukti jelas bahwa kedua paslon Presiden-Wapres adalah putera-putera terbaik yang dimiliki bangsa ini.

Betapa tidak? Kedua paslon yang ada saat ini seyogyanya representasi karakter masyarakat Indonesia yang bisa dijadikan suri tauladan, beradab, dan bermartabat.

Saya percaya masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang mendambakan ketentraman dan kedamaian. Sehingga tidak heran ketika ada pihak-pihak yang mengganggu ketentraman dan kedamaian, justru sebaliknya masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh aksi pihak tersebut.

Masyarakat Indonesia adalah insan yang cerdas dan peka melihat fenomena yang terjadi di negara ini. Pun saat ada yang membuat kegiatan dengan menyisipkan kampanye politik terselubung dengan mudah ditebak dan diketahui masyarakat.

Tersiar kabar pada 1 Maret 2019 mendatang Forum Umat Islam (FUI) akan mengadakan apel siaga dengan tujuan meminta KPU menolak kecurangan pada saat pelaksanaan Pemilu nanti.

Kita semua tahu bahwa para anggota KPU adalah orang-orang terpilih sebagai penyelenggara Pemilu. Untuk menjadi KPU, mereka tidak serta merta duduk begitu saja akan tetapi melalui proses yang sangat selektif. Para penyelenggara KPU adalah mereka yang mengutamakan profesionalitas, integritas, netralitas, dan akuntabilitas selama proses berlangsung.

Sebagai umat muslim Indonesia dimanapun kita berada pandai-pandailah kita memilih dan memilah mana yang seharusnya dilakukan dan mana yang tidak perlu kita lakukan. Kegiatan yang diinstrusikan oleh Habib Rizieq Sihab (HRS) dan mengatasnamakan Apel siaga umat perlu kita waspadai adanya misi terselubung didalamnya, bisa jadi terselip kampanye politik yang menggiring kita memilih salah satu paslon.

Bisa jadi pula ini ajakan untuk tidak mempercayai dan meng-underestimate lembaga negara KPU yang sudah berupaya keras untuk menunjukan kinerja terbaiknya sebagai lembaga independen dalam pemilu.

Di akhir tulisan ini kita sesama umat muslim dan warga negara Indonesia, mari bergandengan tangan tanpa melihat perbedaan partai politik. Kita menjadi satu masyarakat Indonesia mendambakan negara kesatuan Republik Indonesia yang baldatun toyyibatun warabbun ghafur. Saya percaya masyarakat Indoensia mencintai kerukunan dan kebersamaan.  Semoga menginspirasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun