Mohon tunggu...
Su Rahman
Su Rahman Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang sedang mencari jalan untuk pulang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anti Kemapanan

2 Juli 2010   02:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:09 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal ketika bermain band adalah saat-saat yang indah, dengan pengetahuan tentang music yang pas-pasan kumpul-kumpul dengan sahabat sehati saling mengepresikan diri melalu nada-nada musik. Memainkan musik band lain, meski terasa ngga begitu mirip namun hati tertawa. Ada keriangan mana kala bersama saling mengerpresikan diri.

Seiring putaran waktu ada obsesi untuk menghasilkan uang dari musik, dan mulai merubah konsep awal bermain musik yang semua hanya untuk bersenang-senang mengepresikan diri, menjadi sesuatu yang komersial. Di kemas secara professional dengan segala aturan professional.

Bermain musik seperti baca pidato, dari pukul sekian hingga pukul sekian main di sini, kemudian pindah ke café sana. Jam sekian hingga jam sekian latihan, kemudian buat demo, dan seterusnya. Bermain musik menjadi perlombaan dengan waktu. Party-party underground dan juga festival-festival underground menguras energy tersendiri, hingga pada suatu waktu aku terkapar karena lelah, dan mulai bertanya apa yang sebenarnya kau cari ?, inikah yang kau inginkan ?

Dimana semua kegembiraan itu?, dulu kita berempat bermain musik karena ingin bermain music, tidak perduli dengan apa pendapat orang, hanya bermain musik tidak ada maksud yang lain. Namun sekarang bermain musik seperti menyalakan mesin dan masuk kedalam sirkuit lomba adu hebat. Apakah ini yang kau cari ?, lantas bahagiakah kau ?.

Dari party-part underground dan juga festival-festival underground aku bertemu dengan sebuah komunitas kecil punker, dari sanalah aku mengenal istilah Anti Kemapanan. Terkejutnya tak banyak para punker yang benar-benar mengerti tentang motto mereka itu Anti Kemapanan.

Anti kemapanan = Mandiri.

Anti kemapanan adalah berkarya sesuai dengan hati tanpa memikirkan apa komentar orang, dan juga tidak tunduk pada industry. Jika industry ingin masuk, maka industry harus mengikuti hati para pekarya ini. Bukan para pekarya ini yang tunduk dibawah kehendak industry. Anti Kemapanan adalah sebuah semangat berkarya untuk mencukupi kebutuhan hidup tanpa harus tunduk pada industry. Dengan demikian karya yang dihasilkan adalah sesuatu yang masih orisinil, masih fresh dan unik karena tidak mengikuti kehendak industry.

Susah, mungkin karena susah. Akhirnya anti kemapanan itu di implementasikan menjadi sebuah bentuk perlawanan terhadap masyrakat dalam wujud drug party, anarky dan pada akhirnya berujung pada kecemburuan social.

Menjadi diri sendiri itulah kekuatan seorang pekarya, berkarya dan berkarya. Berkarya bukan karena sesuatu harapan melainkan karena dalam proses berkarya itu hati menjadi bahagia. Jangan pernah menyerah sahabat . Berkaryalah dan berbahagialah !.

Kemaslah karya-karyamu kedalam bentuk Cd music, barang cetakan, buku-buku. Dan jualan sendiri, jika industry tidak mau menampungnya. Gunakan internet, bergaulah, meski kau senang dengan music, senang dengan sablonan, senang dengan grafis dan sebagainya, namun bukalah diri, belajarlah banyak hal. Jangan pikirkan hasil jualan, hanyutlah kedalam proses, kau tidak pernah dapat membohongi dirimu sendiri proses itulah yang sebenarnya membahagiakan mu. Berkaryalah dan berbahagialah, sahabat!.

Di publikasikan di http://www.surahman.com untuk para sahabat underground dan punkers yang tetap setia pada hatinya.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun