Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ncuhi Daha dalam Senandung Kisah

17 Oktober 2021   06:31 Diperbarui: 17 Oktober 2021   06:36 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Suradin, kampung Daha dari jauh

GENDANG ditabuhkan. Suaranya berdendang. Laksana segerombolan orang yang sedang menggelar pawai. Ramai. Di tengah pekatnya malam. Warga kampung sedang terbuai mimpi. Hanya beberapa yang mendengarkan suara itu. Mereka yang terjaga dari tidurnya. 

Di hamparan gunung Doro Adu di sebelah utara kampung suara itu berasal. Mereka baru datang dari seberang lautan. Mereka sedang menuju kampungnya di timur.

Kenapa harus malam-malam baru pulang dari seberang?. Entahlah. Mereka memang begitu. Kehidupannya sangat misterius. Tapi diyakini karena kekuatan supranaturalnya. Tak jauh dari kampung Daha modern mereka tinggal. Di sanalah mereka bercocok tanam. Berladang. Bertani dan beranak pinak. Tapi mereka tidak melupakan laut. Mereka orang darat yang membangun sinergitas antara laut dan darat. Api, tanah, udara dan air adalah sumber kehidupan yang mereka yakini.

Seperti malam ini. Mereka pulang di waktu semua warga kampung sedang terlelap tidur. Menabur gendang pula. Meramaikan malam yang sepi. Tidak untuk hiburan. Tidak pula untuk membangun warga kampung yang tersapu kantuk. Mereka serupa merayakan kemenangan dalam meraih sesuatu yang diimpikan semua orang. Membawa pulang sesuatu yang berharga bagi semua warganya.

Pimpinan mereka adalah Ncuhi. Dalam catatan sejarah, Ncuhi adalah kepala suku. Dia menjadi katalisator dalam kehidupan kemasyarakatan. Pemimpin seluruh warga kampung. Semua patuh. Taat serta tunduk pada titahnya. Tidak ada yang berani menolak, apa lagi menggalang massa jika ada yang merasa keberatan dengan keputusannya.

Warga kampung memandangnya dengan penuh hormat. Dia tidak perlu mengadakan kampanye lalu merayu warga untuk memilihnya supaya menjadi orang nomor satu di kampung. Bahkan tidak penting membentuk tim sukses, menyusun strategis muslihat. Lobi-lobi Yahudi, lalu memenangkan pergelaran politik seperti manusia modern yang penuh kedustaan.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Kepemimpinannya cukup mematuhi aturan semesta yang tak terbahasakan. Dengan kekuatan supranatural yang disandangnya cukup membuat warga kampung akan mengaminkan setiap gerak geriknya. Kepatuhan warga kampung bukan karena ada embel-embelnya. Bukan datang dengan rayuan manis agar di beri jabatan. Bukan pula mengemis kue kekuasaan agar dianggap sebagai orang dekatnya Ncuhi.

Ncuhi adalah tokoh tunggal yang tidak memiliki masa jabatan dalam memerintah. Posisinya sentral. Kepatuhan warga kampung sepanjang masa. Dia tampil kharisma. Bahkan tak lekang waktu. Kehidupannya bersinergi dengan semesta. Semua kisahnya diwartakan secara lisan oleh orang yang pernah mengetahuinya.

"Ncuhi Daha Ntoinare, na loa kelo oi, na rombe ra fare nggahina tando mbari sia na wara wali-na wari (Ncuhi Daha dulu bisa menusuk air dengan menggantung, dan kala memotong padi setiap dia menoleh kebelakang selalu muncul lagi)" Ujar ibu saya suatu hari kala malam mulai meninggi di bulan September.

Ncuhi bisa mengetahui kejadian dimana pun, walaupun dia ada di dalam rumahnya, ibu melanjutkan. Kisah Ncuhi Daha adalah kisah heroik. Kisah sosok yang memiliki satu kekuatan yang tidak dimiliki semua orang. Bahkan pada masanya, kelebihannya membuat iri Ncuhi lain.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Di kecamatan Hu'u, ada tiga Ncuhi yang sering di sebutkan para tetua kampung. Ada Ncuhi Adu, Ncuhi Hu'u dan Ncuhi Daha. Masing-masing Ncuhi memimpin wilayahnya sendiri. Dengan kelebihannya, masing-masing Ncuhi tidak pernah berperang satu sama lain. Berselisih pernah. Tapi sampai angkat keris ke udara lalu menyerang satu sama lain tampaknya tidak pernah terjadi. Mereka saling menghormati daerah teritorial masing-masing. Tidak mempersoalkan batas wilayah. Karena alam adalah patokan yang jelas di masing-masing daerah yang dinaunginya.

Kisahnya di tuturkan turun temurun. Bahkan sering dihamparkan kala seorang anak yang mulai di serang kantuk. Ncuhi itu nyata dalam imajinasi. Nyata pula dengan bukti-bukti peninggalannya. Dia manusia yang dihidupkan oleh tuturan generasi. Kehidupannya ada dalam lapisan-lapisan ingatan manusia modern. Namun dia akan tenggelam bersama lajunya waktu jika kisahnya tidak diikat oleh tulisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun