Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar pada Semesta Lewat Pantai Situs Nangasia tentang Nilai Kehidupan

1 September 2021   06:58 Diperbarui: 1 September 2021   07:04 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LAUT tidak hanya menyimpan banyak potensi yang bisa dimanfaatkan oleh manusia. Tapi laut juga adalah bagian dari semesta yang bisa menjadi guru bagi siapa pun. Ada materi yang disuguhkan oleh laut untuk manusia yang ingin mempelajarinya.

Laut akan mengalami pasang surut dalam waktu tertentu. Bergantian. Tidak statis. Demikian pula kehidupan yang menghinggapi manusia. Tidak Ada kehidupan manusia manapun yang benar-benar bertahan dalam satu titik. Semua dinamis. Sejalan dengan maksud kehidupan yang fana.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Seperti air laut yang sabang hari akan pasang, dan diwaktu yang lain akan surut. Manusia tidak perlu larut dalam kesedihan ketika pernah terhempas badai kehidupan. 

Karena badai itu pasti berlalu. Mentari kembali hadir memberi semangat pada kehidupan. Jalanilah dengan penuh kesabaran. Karena akan selalu ada alasan untuk kembali memulai hari dengan semangat '45.

Setiap masalah mengandung hikmah bagi kehidupan seseorang. Sikap yang bijak diperlukan untuk menyikapi setiap patahan problem dalam hidup. Kadang masalah yang datang serupa hempasan ombak lalu hancur lebur menjadi buih yang berserakan. 

Namun demikian, ada keindahan dari buih itu, lalu pelan menyapa pasir di pantai. Sejurus itu pelangi muncul indah permai di hempasan ombak yang garang.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Hidup memang demikian adanya. Tak perlu ada penyesalan yang perlu diratapi terlalu lama. Memang tidak mengenakan jika diselimuti masalah. Seolah semua menjadi gelap. 

Hilang harapan. Butuh sandaran untuk kembali bangkit. Semesta seakan tak berpihak. Kita serupa noktah kecil dalam gurun yang tandus. Embun enggang menyapa untuk sekedar menetes satu tetes agar bisa kembali memberi harapan.

Hidup memang begitu. Kalau kita di atas awan. Melangit bersama kesuksesan, maka kita akan dikerumuni banyak orang. Segala label disematkan kepada kita. 

Bahkan tidak sedikit mengaku bersaudara dan mendekat,  melekat seperti lem. Semua mengagumi. Memuji. Tapi jika kita terpuruk. Jatuh dihempas nasib. Maka, mereka pasti banyak menjauh. Hilang bersama debu jalanan yang bertebaran dihempas angin.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Hidup memang seperti itu. Jalanilah hingga saatnya tiba. Santuy saja. Semua akan terlewati. Tidak selamanya terpuruk. Tidak selamanya pula kita berada di atas singgah sana kehidupan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun