Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Salahkah Belajar Menjadi Fotografer?

26 Agustus 2021   11:20 Diperbarui: 26 Agustus 2021   11:57 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



SAYA teringat penyampaian guru ketika waktu duduk di bangku sekolah sekira sepuluh tahun yang lalu. Guru itu menyampaikan kepada kami muridnya, bahwa setiap tempat adalah sekolah, dan setiap orang bisa menjadi guru. Jadi dimana pun kaki berpijak, di situ pun bisa menjadi tempat untuk belajar.

Belajar itu tidak mengenal tiga hal. Lanjut guru itu. Belajar tidak mengenal tempat, belajar tidak mengenal waktu dan belajar tidak mengenal usia. 

Mungkin itulah, yang mendorong saya untuk terus memandang semua orang sebagai tempat menimba ilmu dan pengalaman. Akumulasi pengalaman itu, kelak bisa menjadi embun kehidupan yang setia membasahi masa-masa sulit yang tidak menggembirakan.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Seperti hari ini, Rabu 25 Agustus 2021, saya sedang belajar menjadi fotografer. Dengan camera handphone, saya sedang belajar memotret bunga yang sedang mekar menyapa semesta. 

Di taman yang tidak seberapa lebar ini, ada beberapa puluhan jenis bunga yang tumbuh subur dengan air yang selalu membasahi akarnya. Beberapa jenis bunga sudah nampak indah dengan kelopaknya yang menawan. Manja. Dan membuat setiap mata yang memandang akan takjub.

Walaupun fotografer amatiran, saya merasa puas dengan hasilnya. Saya memotret dari beragam sisi. Kadang datar. Kadang pula diambil dari bawah. Jujur. Saya tidak mengenal teori dan konsep bagaimana menjadi fotografer yang baik. Jangankan pernah mengikuti materi fotografer dari seorang pakar, membaca tentang fotografer dari mbak google pun tidak pernah.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Bagi saya memotret adalah sesuatu yang menyenangkan. Ketika melihat hasilnya ada kepuasaan yang tak terbahasakan. Ini merupakan hobi baru saya belakangan ini. Selain bunga, saya memotret pantai, gunung dan perkampungan. Karena kata orang, satu foto bisa menceritakan banyak hal tentang tempat tersebut.

Di taman ini saya belajar pada orang yang bergelut dalam dunia fotografer. Beberapa karyanya memenuhi lini masa dunia maya. Bahkan video pendeknya memenuhi group facebook. Ia masih muda. Berkarya. Sangat produktif. Tidak banyak anak muda seperti dirinya yang menggeluti dunia fotografer. Baiknya ia selalu merendah. Tidak pernah sombong.

"Saya juga masih belajar bang" Ucapnya pelan.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Saya menyukai beberapa jebretannya. Ada seni pengambilan yang membuat saya mengaguminya. Nampaknya dia punya teknis pengambilan gambar yang bagus. Itu ditunjukkannya kepada saya. Nampaknya dia berbakat dalam bidang fotografer. Saya meninggikan pujiannya kepada.

Bakat memang tidak turun di langit. Perlu  usaha untuk menemukan brilian dalam potensi diri yang tersembunyi. Perlu digali. Di temukan dalam lapis-lapis kebiasaan. Perlu waktu untuk menemukannya. Lalu di asah yang kemudian melangit. Mengangkasa. Semesta menaruh hormat, dan pengakuan dari berbagai penjuru datang menyapa.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Saat ini, saya masih menjadi pembelajar yang baik dengan menaruh hormat kepada mereka yang memiliki pengalaman di bidang fotografer. Mereka adalah guru. Dari mereka ada embun pengalaman yang bisa ditiru dan diapreasiasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun