Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menyulam Kemesraan di Pantai Ngampa

7 Agustus 2021   22:52 Diperbarui: 7 Agustus 2021   22:53 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Bernyanyi saat di pantai Ngampa

LANGIT terlihat cerah ketika kami berpijak di pantai Ngampa, Desa Cempi Jaya, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu-NTB, Sabtu, 7 Agustus 2021. Sebelum ke Pantai Ngampa, kami sempat mengikuti ujian tertulis sekaligus praktek alat chainsaw di atas gunung. Ujian ini disaksikan langsung oleh tim dari provinsi untuk melihat langsung kompetensi operator dua perusahaan ternama di kecamatan, PT. Wadu Bura Jaya dan CV. Land Preparation Indonesia.

Saya mengikuti semua prosesnya, walaupun bukan sebagai operator. Sebagai pembelajar, saya ingin melihat langsung proses itu berjalan. Kebetulan saya salah satu orang yang diberi kepercayaan oleh pihak perusahaan untuk membantu jalannya ujian. Berkat rahmat tuhan yang maha kuasa dan di dorong oleh keinginan luhur, akhirnya semua peserta di nyatakan lulus oleh tim penguji.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Demi merayakan kelulusan dan melepas kepenatan, semua pihak bersepakat untuk menikmati temaram senja di Pantai Ngampa. Menuju Pantai Ngampa, beberapa di antara kami ada yang menggunakan kuda besi dan ada pula yang menggunakan roda empat.

Tempatnya tidak terlalu jauh. Hanya melewati hamparan persawahan dan satu desa pesisir. Jalan menuju tujuan memang tidak semulus harapan. Beberapa kali kendaraan harus melaju lambat karena rusaknya jalan di beberapa titik. Belum ada sentuhan kebijakan untuk memperbaikinya. Dibiarkan begitu saja seperti ayam kehilangan induknya. Masyarakat hanya bisa menaruh harapan kepada mereka yang berdasi pilihan rakyat lima tahun sekali. Semoga mereka memiliki pendengaran yang baik untuk mendengarkan keluhan dan uneg-uneg masyarakat.

Tidak menghitung jam, kendaraan kami menepi di pinggir pantai. Kami disambut angin laut menghempas. Birunya laut seolah menyatu dengan warna langit yang sama. Deburan ombak terlihat bersahabat. Kami memutuskan menempati kursi dan meja di salah satu kaffe yang berdiri kokoh di tepi pantai. Kami memang datang bersantai di pantai. Melepas lelah dan membuang kepenatan menggelayut. Menghirup udara segar suguhan tuhan yang maha pemurah.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Hamparan pasir putih sejauh memandang, hempasan angin menyambut, pesona Pantai Ngampa yang eksotik seolah menjadi saksi atas kebersamaan ini. Seolah beban hidup enyah dari peredaran. Ada damai terasa. Ada cinta yang ditautkan. Menyulam kisah bersama yang kelak mungkin menjadi history.

Tidak seberapa lama karena satu pesan yang di sampaikan kepada pemilik kaffe, datanglah beragam makanan dan minuman. Tersaji di atas meja. Tanpa komando, semua mengambil porsinya masing-masing. Melahap sambil melepas cerita yang kadang membuat yang lain tersenyum. Canda. Tawa. Kekeluargaan adalah sederetan kata yang seolah mewakili kebersamaan ini. Semua menyatu tanpa ambisi. Tanpa ada ego yang dilangitkan. Hanya ada  munajat kepada pemilik semesta untuk memberi yang terbaik buat semua.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Jeff dan Syarif LPI
Dokpri. Jeff dan Syarif LPI
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Karena kaffe menyediakan perangkat karokean, jadilah beberapa di antara kami menyumbangkan suara 'emasnya'. Bahkan saya tanpa diminta ikut menyumbangkan satu lagu. Walaupun masih amatiran di tambah dengan perasaan gugup tingkat dewa, saya memberanikan diri untuk bernyanyi. Bagi saya, menyanyi di lihat oleh orang banyak sama tidak nyamannya ketika saat ijab kabul di depan mertua. Namun setelah mengumpulkan keberanian dari ujung timur hingga barat Indonesia, jadilah saya menyanyi. Kemesraan. Itulah judul lagu yang sempat saya nyanyikan. Dengan suara pas-pasan, saya pun berhasil melewati satu ujian hidup yang kadang menyiksa ini. Saya berhasil menyelesaikan lagu hingga akhir.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Walaupun suara saya tidak mirip dengan penyanyi aslinya. Iwan Flash. Tapi saya bersyukur tidak ada yang menertawakan usai saya menyanyi. Ketika melihat ulang videonya, karena seorang teman sempat merekamnya, begitu emosionalnya saya membawakan lagu tersebut. Wajah saya terlihat tersiksa karena berusaha mengeluarkan suara terbaik. Tapi, saya tetap bersyukur. Kata orang, lebih baik melakukan walau salah, dari pada tidak sama sekali.

Dokpri. Lagi bernyanyi
Dokpri. Lagi bernyanyi
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Bahkan hingga langit tuhan di taburi bintang di tengah kegelapan, saya masih  bernyanyi. Bergantian dengan pengunjung lain yang suaranya khas artis ibu kota, saya berusaha membunuh ketidak pedean yang berusaha menganggu saat bernyanyi. Di malam minggu, pengunjung semakin ramai memadati pantai Ngampa. Karena ingin terus bernyanyi, kami belum memutuskan untuk beranjak. Beberapa lagu khas akustik berhasil di lepaskan ke udara. Pengunjung yang lain menyukai dan tidaknya lagu yang saya nyanyikan tidak diambil pusing. Kali ini benar-benar kepedean tingkat tinggi.

Karena suatu alasan dan malam semakin meninggi, akhirnya kami pun memutuskan untuk kembali. Kembali ke rumah dan berselimutkan sarung serta nyamannya bantal. Siapa tahu mimpi malam ini bisa sukses esok hari. Namun di atas semuanya, harapan hanya kepada Tuhan semua di sandarkan.

Adakah kelak Anda ingin bernyanyi bareng dengan saya di pantai. Kalaulah ia, saya menunggu kabarnya dan ajarkan saya bagaimana menyanyi yang bagus ala Ariel Noah atau Kaka Slank. Oke guy's di tunggu kabarnya di ujung hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun