Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyulam Kisah di Taman Jeff Saat Mentari Pagi Menyapa Semesta

4 Juni 2021   08:13 Diperbarui: 4 Juni 2021   08:15 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di celah gunung mentari menyela untuk menyapa semesta. Sapuan sinarnya adalah kehidupan. Ia memberi tak pernah berharap kembali. Kehidupan menjadi lebih bermakna karena dirinya. Ia memberi kehidupan bagi penghuni bumi. Ikhlas seikhlasnya.

Setelah terang tanah, manusia mulai beraktivitas. Sibuk. Mengejar rezeki dengan segala pilihan yang diambil. Semua penuh resiko. Karena berpangku tangan adalah ciri manusia yang menjadi beban bagi semesta. Sebisa mungkin menjadi pribadi yang bisa bernilai bagi sesama. Sebab semua yang dijalani akan menentukan arah jalan di masa mendatang.

Dokpri. Di Taman
Dokpri. Di Taman
Dokpri. Di belakang Taman
Dokpri. Di belakang Taman
Dokpri. 
Dokpri. 
Waktu terus melaju. Seperti di pagi ini, Jumat 4 Juni 2021. Di handphone angka masih menunjukan pukul 08.00 pagi. Mentari pagi masih cukup hangat dan bersahabat dengan kulit. Sapuan sinarnya masih bisa diajak kompromi. Sebab jika sudah di atas kepala, maka mencari tempat berteduh adalah solusinya.

Dalam memulai hari, saya mengawalinya dengan bersantai di taman Jeff. Sebuah tempat favorit yang sering saya sambangi beberapa pekan belakangan ini. Di tempat ini saya bisa melihat bunga mekar nan indah. Lalu lalu lalang kendaraan dengan beragam jenis dan merek. Dengan menyeruput kopi hitam menambah hangatnya suasana pagi. Sejauh ini tak cukup alasan untuk tidak menyambangi taman ini. Luasnya memang tidak lah seberapa besar. Tapi adem di pandang mata.

Dokpri. Taman Jeff
Dokpri. Taman Jeff
Dokpri. Bunga Matahari
Dokpri. Bunga Matahari
Dokpri. 
Dokpri. 
Dokpri. 
Dokpri. 
Saya biasa sendiri, tapi sering pula bersama Pak Jeff, pemilik taman tempat dimana saya menangkap banyak ide yang berseliweran. Saya sering diajaknya berdiskusi. Tentang apa saja? Ya, tentang apa saja. Tidak hanya persoalan dinamika kemasyarakatan, tetapi juga masalah pribadi di dalam rumah tangga menjadi bagian yang sering kami perbincangkan. Semua pembahasan selalu di bawa santuy tanpa harus terlihat urat leher. Kami terbiasa berdiskusi, bahkan hingga malam meninggi.

Saya benar-benar menikmati suasana pagi kala berada di taman Jeff. Bahkan sebelum bekerja, terlebih dahulu saya datang dan melihat tanaman baru yang menambah perbendaharaan taman. Untuk saat ini, terdapat beberapa jenis tanaman seperti, bunga matahari, seledri dan lain-lain. 

Dokpri. Bersama Jeff
Dokpri. Bersama Jeff
Dokpri. Jeff lagi menyiram bunga
Dokpri. Jeff lagi menyiram bunga
Dokpri. Jeff
Dokpri. Jeff
Jeff memang pribadi yang suka berkebun dan mengoleksi beragam tanaman. Setiap pagi dirinya selalu menyempatkan waktu untuk menanam, menyiram, bahkan setia memperhatikan tanaman mana yang perlu mendapatkan perlakuan khusus dan dirawat dengan baik. Baginya menanam adalah rutinitas yang membuatnya bersemangat menjalani hari. Walaupun disibukan dengan ragam pekerjaan, namun dirinya tetap punya waktu untuk menanam pohon setiap harinya.

Selain taman, Jeff juga punya kebun. Dia pernah berkisah, bahwa di sepanjang pagar kebunnya ia tanami dengan beragam jenis pisang. Bahkan suatu hari saya pernah melihat hasil tanamnya. Benar adanya, bahwa pisang buah tangannya cukup rindang bahkan sudah pernah di petik beberapa kali.

Dokpri. 
Dokpri. 
Di samping berkebun, dirinya punya taman mini ini. Taman dimana saya punya cukup alasan untuk menyambanginya. Menikmati dan melepas lelah kala duka merana menghujam. Bersemai rindu sembari merangkai kalimat sebagai wujud kebenaran yang diwartakan. Bunga di taman dengan asupan air yang cukup, menghela nafas dengan penempatan yang tepat membuatnya terlihat indah di pandang. Ada yang dimasukan di pot, ada pula yang langsung di tanam di tanah. Ada yang sudah mekar dan ada juga yang masih tumbuh menyela tanah untuk menjulang tinggi menatap langit.

Dokpri. Jalan lintas Lakey
Dokpri. Jalan lintas Lakey
Dokpri. Jeff
Dokpri. Jeff
Sebelum pagi benar-benar pergi, saya sejenak mendokumentasikan momen ini, agar kelak sejarah pernah mencatat bahwa taman ini pernah ada dan saya pernah di sini. Di luar taman, kendaraan mulai terlihat ramai. Manusia memulai aktivitas dengan ragam kesibukan. Saya hanya memandang sesekali. Saya mungkin tidak seperti mereka yang sabang hari sibuk dengan pekerjaan. Sementara saya hanya sibuk dengan gawai di tangan sembari menikmati indahnya taman Jeff.

Ingin menyudahi kisah ini, tapi sedapnya di pandang bunga-bunga yang mulai mekar membuat saya terasa sulit beringsut. Tapi, dengan harapan untuk tetap kembali, saya harus menyimpan kisah ini dengan merangkainya dengan kalimat sederhana. Tapi, jika kamu punya kesempatan untuk menikmati indahnya taman Jeff, maka datanglah tanpa harus melakukan Swab terlebih dahulu, surat dari desa atau bahkan dari RT setempat. Datang saja dengan membawa senyum merekah sembari mengibarkan bendera kedamaian. Karena dunia butuh keseimbangan dan keharmonisan. Sepakat?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun