Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Antara Kolaka Utara dan Dompu Rindu Kembali Ditautkan

20 April 2021   16:33 Diperbarui: 20 April 2021   16:50 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Keluarga Kami, Kabupaten Dompu-NTB,

Hermansyah bersama istri dan putrinya yang masih kecil yang umurnya satu tahun lebih sampai di rumah dengan selamat, Selasa, (20/4/2021) dini hari 01.20. Mereka datang dari jauh, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara. Mereka dijemput oleh Ibu dan adik bungsu di pelabuhan Bima dengan menggunakan mobil fortuner milik tetangga. Di Dompu selatan, Hermansyah bersama keluarga kecilnya akan bersama kami dalam merawat kisah dan melepas rindu. 

Dokpri. Santai di belakang rumah
Dokpri. Santai di belakang rumah
Dokpri
Dokpri
Herman begitu dirinya biasa di sapa adalah adik saya yang kedua beristrikan orang Kolaka Utara. Dan kini ia bekerja di Halmahera Timur sebagai seorang tenaga kesehatan yang di kontrak oleh kementrian kesehatan Republik Indonesia selama dua tahun. Ini merupakan kali kedua ia pulang kampung sejak ia menikah. Ia jarang pulang kampung, kalau pun pulang paling hanya dua bulan paling lama. Baik sebelum menikah, lebih-lebih setelah punya pendamping hidup. Walau demikian, benar kata orang, sejauh burung terbang suatu saat pasti akan kembali juga ke sarangnya.

Ibu dan bapak adalah orang yang paling bahagia dan antusias menyambut kedatangan keluarga kecil ini. Terlebih Herman sudah punya momongan yang sedang lucu-lucunya. Nampaknya ia datang lebih awal setelah informasi dari pemerintah akan melarang adanya mudik tahun ini. Perjalanan jauh dengan menggunakan kapal, tentu cukup merepotkan dengan barang bawaan yang agak lumayan. Sudah menjadi kebiasaan Herman, kalau pulang kampung pasti membawa 'buah tangan' dari tempat perantauan.

Dokpri.
Dokpri.
Ibu yang biasa tidur lebih awal karena bulan puasa agar cepat masak dan makan sahur, kini hanya punya waktu tidur beberapa jam saja. Bahkan saking senangnya, ibu hampir tidak ingin tidur hanya ingin bermain dengan Anira anaknya Herman. Beberapa kali dipeluknya, diciumnya. Saking gemesnya. Saya perhatikan wajah ibu hampir tidak berhenti tersenyum, bahkan sesekali tertawa lepas.

Melihat itu, saya seolah merasakan bagaimana bahagianya orang tua melihat cucu dan anaknya kembali setelah sekian tahun melalang buana di tanah perantauan dan kini ada di dekatnya. Beberapa jam berbincang, ibu dan bapak melanjutkan obrolan di rumah sebelah setelah membiarkan Herman dan keluarga kecil istirahat. Kebetulan orang tua memiliki dua rumah yang dibangun sebelum kami anak-anaknya menimba ilmu di tanah Sulawesi.

Dokpri Anira
Dokpri Anira
Dokpri.
Dokpri.
Kini Herman telah kembali. Dimana rindu kami terjawab. Doa sering dilangitkan ibu ketika menghadap ilahi di setiap sholatnya. Ia ingin kami anak-anaknya menjadi orang sukses dan selamat dunia dan akhirat. Berkumpul seperti ini adalah kerinduan yang selalu diutarakan Ibu di meja makan. Dan kini terwujud. Selain itu, bahkan dalam banyak kesempatan, ibu sering menuturkan tekadnya untuk melihat kami kelak menjadi anak yang membanggakan keluarga.

Dokpri.
Dokpri.
Dokpri. Anira bersama bapaknya Hermansyah
Dokpri. Anira bersama bapaknya Hermansyah
Ketika Herman diundang dan duduk bersebelahan dengan Presiden Jokowi di istana Bogor dua tahun lalu, melihat itu, ibu sampai meneteskan air mata. Ia begitu terharu. Bahagia. Sesuatu yang tidak pernah dibayangkannya bahwa anaknya bisa bertemu dan diundang orang nomor satu di negeri ini. Di keluarga kami, Herman memang sering membuat prestasi dan membanggakan. Dan itu ia lakukan sejak dirinya duduk di bangku sekolah dasar. Dari tiga bersaudara, Herman memang pembeda. Ia begitu menonjol dalam hal prestasi.

Di bulan nan suci ini, kami bersyukur bisa kembali berkumpul. Ada bahagia yang menyelimuti keluarga kecil kami. Rindu telah menautkan pertemuan ini menjadi lebih bermakna. Kami hanya melangitkan doa, semoga pertemuan seperti ini selalu bisa ditunaikan setiap tahunnya. Dan Herman dengan keluarga kecilnya akan kembali ke Kolaka Utara setelah lebaran usai. Di sana ada keluarga yang merindu sama seperti yang di sini. Walau berjauhan, tapi cinta dan rindu menautkan  kami semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun