Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Memberi Arti pada Semesta di Bulan Ramadhan

15 April 2021   12:22 Diperbarui: 15 April 2021   12:25 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Mengajar komputer siswa SMK BN, DOMPU-NTB, 

SAYA bersemai dengannya. Selalu dalam dekapan. Mengisi hari bersama. Kami saling mengerti, memahami setiap ucap laku sebagai bagian dari perjalanan hidup. Kami merawat setiap inci perjalanan hidup hingga maut memisahkan. Di luar sana banyak mencibir, memaki, bahkan menjustifikasi kami seolah mengulang kisah Romeo-Juliet. Kami tak menggubris. Bersama waktu kami terus melaju. Menyulam kisah bersama demi merawat kisah berdua dalam suka duka lara.

Cinta kami selalu bersemi. Tidak pagi. Siang sore hingga malam selalu mekar mengukur waktu. Kami sama-sama menyadari akan duri serta jurang yang menganga setiap rute perjalanan yang kami lewati. Sampai saat ini, sebagian liku hidup kami selalu diperhadapkan dengan tanjakan yang kadang ingin menggoyahkan kebersamaan ini. Tangan kami masih kuat menggenggam. Tak cukup alasan untuk mengakhiri yang pernah di mulai.

Dokpri. 
Dokpri. 
Dokpri. 
Dokpri. 
Mentari selalu mekar bersama bangunan cinta kami yang menyapa semesta. Senja temaram menambah indahnya kisah yang kami sulam. Menjulang mencakar langit-langit kehidupan. Merindu kala berjarak. Senyum merekah kala bersua dan hangatnya pelukan. Membelai rambutnya yang hitam pekat dengan aroma shampoo buah produksi kapitalis. Wajahnya yang putih tak bernoda menambah semangat menjaganya untuk selalu bersama. Kami berkomitmen untuk selalu mendoakan, bukan menduakan.

Ketika bulan puasa datang menjemput, kami pun menyambutnya penuh antusias. Gembira penuh pengharapan ingin selalu bersua di bulan yang penuh rahmat ini. Karena tidak sedikit orang di kampung kami tidak lagi merasakan nikmatnya bulan puasa. Selain karena berjauhan jarak, juga lebih dulu di panggil pulang ilahi robbi. Kami masih beruntung berjumpa kembali untuk menikmati hangatnya kekeluargaan di bulan penuh rahmat ini.

Dokpri. 
Dokpri. 
Dokpri. 
Dokpri. 
Kami berjanji. Berkomitmen untuk menuntaskan tiga puluh hari yang ditentukan. Tiga puluh hari yang menantang. Menguji keimanan dari berbagai macam godaan dunia yang menipu. Nampaknya iman tidak cukup diucap, tapi akan melewati ujian terlebih dahulu. Saya mencoba melawan, sembari mengharapkan bantuan dari langit, agar tidak mudah terjerambab dalam hinaan dunia. Memang tidak mudah, apa lagi saya seorang pemuda yang mudah layu karena rayuan manis dari gadis manja yang menyeruput teh manis.

Tapi jika tekad sudah bulat, maka akan pasti menggapai tujuan. Walaupun untuk sampai pada titik dimana harus berhenti akan menuai cobaan untuk menghambat langkah ke depan. Tekad adalah sebaris kekuatan yang menguatkan ikat pinggang dan memompa setiap gerak langkah menuju garis finis. Keraguan hanya akan memperlemah semangat. Maka diperlukan, keluarga, sahabat dan cinta kasih orang-orang terdekat yang selalu meraih tangan kita kala terpeleset dan ingin jatuh di jurang kehidupan.

Dokpri. 
Dokpri. 
Dokpri. 
Dokpri. 
Di bulan yang nan mulia ini semua pengharapan di langitkan. Bukan tidak mensyukuri pemberian. Bukan pula mengelak yang ada. Tapi, semoga dengan rahmat yang bertambah mungkin bisa memberi manfaat lebih pada semesta. Hidup ingin selalu berarti dalam setiap gerak laku. Sebagai investasi dunia lebih-lebih akherat kelak.

Di sini masih  belajar. Belajar untuk bertindak pada tuntunan ilahi. Agar semua berarti dan memberi makna pada semesta. Bisakah pengharapan terwujud dalam hitungan hari yang terus melaju. Kepada yang maha kuasa pengharapan dialamatkan, agar impian berwujud menjadi kenyataan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun