Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Melepas Penat di Pantai Niu Tebe dengan Panorama Alamnya nan Indah

23 Oktober 2020   09:39 Diperbarui: 23 Oktober 2020   13:18 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Berada di Pantai Niu Tebe, Desa Daha, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu-NTB, 

KALI ini saya memutuskan untuk menyambangi pantai Niu Tebe. Walaupun harus menempuh jalan bebatuan dan melewati beberapa kelokan, keputusan saya sudah bulat untuk berpijak di pantai yang nan indah ini. Di pantai Niu Tebe, ada pula danau tempat dimana kerbau melepas penat, rumah bagi beberapa burung di pohon-pohonnya yang nan rindang.

Saya datang sendiri. Dan memang tidak mengajak siapa pun. Dengan begitu saya bisa leluasa untuk memutuskan kapan untuk balik dan kapan harus tetap bertahan untuk menyerap aroma pantai surgawi pantai yang masih 'perawan' ini. Pohon kelapa berjejer di bibir pantai laksana orang sedang berbaris. Dari kejauhan terlihat gunung tinggi menjulang menatap semesta. Perahu nelayan dari kejauhan tidak henti bergoyang seirama dengan ombak yang mengikutinya.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Saya sejenak berdiri memandang sekitar. Terik matahari tidak begitu terasa karena hempasan angin laut yang tak pernah kenal alpa. Pasir putih membentang sejauh mata memandang. Bebatuan terlihat begitu jelas karena air laut sedang surut. Sesekali saya berlarian kecil di atas pasir putih yang jarang dipijak. Beberapa pohon rindang di bibir pantai sebagai tempat berteduh bagi para petani yang sesekali mengambil kerang di pantai ini.

Saya benar-benar menikmati suasana pantai Niu Tebe dengan segala keindahannya. Melambai nyiur di pantai membuat hati terasa adem, tenang dan ada kedamaian menjalar ke dalam hati. 

Kicauan burung bersahutan yang terbang rendah di atas danau melengkapi kedamaian itu. Sejenak kaki ini melangkah beberapa meter dari ujung danau yang menyatu dengan pasir pantai. Terlihat air begitu tenang, diujung batang kayu, kodok berkejaran lalu loncat di dalam air. Terlihat pula ikan-ikan bersisian melaju di dalam air.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Di sini hanya suara alam yang saling bersahutan. Seirama tanpa ada yang merasa lebih dari yang lain. Di sini tidak ada hingar bingar manusia yang memuja duniawi. Tidak ada suara bising kendaraan. Dan tidak ada suara orgen tunggal yang membahana memecah gendang telinga. Di sini hanya ada alam beserta dengan kedamaian yang menyertainya.

Saya beruntung bisa menyempatkan waktu berada di pantai seperti ini. Alamnya  begitu bermurah hati untuk memberi tanpa pernah pamrih sedikit pun. Alam jika benar-benar dijaga, dirawat dan dilindungi maka akan memberikan sepenuh hati kepada mahluk bernama manusia. Pantai Niu Tebe, merupakan salah satu pantai yang belum dijamah oleh tangan jahil manusia. Dia masih begitu alami untuk di pandang dan di nikmati. Saya termasuk orang yang beruntung bisa berpijak di atas pasirnya yang nan putih.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Tiba-tiba saya teringat lagu Rayuan Pulau Kelapa hasil buah pikir dan tangan dingin Ismail Marzuki. Lalu saya berdendang dengan sendirinya.

"Tanah air airku Indonesia negeri elok amat ku cinta tanah tumpah darahku yang mulia yang ku puja sepanjang masa.
Tanah airku aman dan makmur pulau kelapa nan amat subur, pulau melati pujaan bangsa sejak dulu kala.

Melambai-lambai nyiur di pantai berbisik-bisik raja kelana, Memuja pulau nan indah permai tanah air ku Indonesia...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun