Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Gerakan Bebas Sampah, No Politik Yes Money

21 September 2020   13:10 Diperbarui: 21 September 2020   13:14 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Saya bersama mahasiswa dalam gerakan bebas sampah di kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu-NTB, 

ENTAH apa di pikiran beberapa mahasiswa dari kampus swasta di kota Mataram yang sedang melakukan kuliah kerja nyata (KKN) di kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. 

Salah seorang di antara mereka mencari-cari saya. Tepat di sebuah tempat akhirnya dia bertemu dengan saya. Ketika itu, saya sedang duduk dan berdiskusi dengan salah seorang sahabat yang menjabat kepala sekolah swasta di kecamatan. Dia ikut bergabung. Dan kemudian ikut pula nimbrung dalam pembicaraan. Sejurus kemudian, ia pun menyampaikan maksudnya.

Dokpri. Mahasiswa KKN
Dokpri. Mahasiswa KKN
Setelah mendengar penjelasannya. Sesaat kemudian saya terdiam. Apalah saya ini, hanya seorang pemuda yang kerjanya hanya menyambangi tempat sejarah, dan menarik ulur layar handphone untuk melihat lalu lintas informasi dan penghuni dunia medsos. 

Saya tidak punya kapasitas untuk berbagi pengetahuan kepada mereka. Bagi saya, mahasiswa adalah mereka yang sudah ter-cerdas-kan dengan beragam konsep dan teori. Mereka sudah dijejali dengan persiapan sebelum turun dan tinggal di tengah-tengah masyarakat. Dan menurut saya,  mereka pasti bisa keluar dari beragam masalah yang mendera sekalipun, dengan kemampuan berpikir mereka yang mumpuni.

Dia dan beserta teman-temannya meminta saya kiranya bisa memberikan siraman pengalaman dan menyederhanakan program KKN yang akan mereka jalankan. Itu maksudnya. 

Mereka butuh seseorang yang bisa membimbing mereka di lapangan. Memberikan  masukan. Mengarahkan dan membantu mereka untuk menuntaskan programnya. 

Mereka sadar bahwa ada dosen pembimbing lapangan. Namun demikian, dosennya tidak bisa setiap saat mendengarkan segala uneg-uneg mereka. Mereka menganggap saya lah orang yang tepat. 

Saya pun tidak langsung mengaminkan. Namun demikian, dia tidak kehilangan cara, akhirnya dia meminta kesediaan saya untuk hadir di rapat internal mereka. Karena tidak ingin mengecewakan, saya pun menyanggupi untuk hadir.

Dokpri. Di TPU desa Daha
Dokpri. Di TPU desa Daha
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Ketika waktu yang ditentukan itu tiba. Kami pun berkumpul di salah satu rumah warga. Mengawali pembahasan, saya meminta salah seorang di antara mereka mengutarakan programnya. 

Dia bernama Sinta. Dirinya menjelaskan tentang konsep sampah. Sampah terlebih dulu di kumpulkan, lalu nanti akan di lombakan setelah proses daur ulang sebelum dijual. 

Ada proses kreativitas dan memiliki nilai ekonomis. Ide yang luar biasa bagus, karena ada proses yang ditekankan di dalamnya. Namun demikian, dirinya masih kebingungan kapan akan dilaksanakan, siapa saja yang dilibatkan, terlebih mengenai daur ulang sampah sedangkan waktu KKN yang sudah berjalan di tengah jalan, sedangkan masih ada program lain yang juga membutuhkan waktu.

Dengan alasan itu, mereka butuh pandangan saya. Minimal menyederhanakan konsep yang melangit itu. Akhirnya saya pun mengajak mereka untuk melihat dari sudut pandang yang lain, walaupun tetap setuju adanya program mengenai sampah. Saya memberikan beberapa pertimbangan, terlebih mengenai keterampilan, dan efisiensi waktu jika ide awal itu di setujui.

Dengan demikian, saya menawarkan pandangan yang praktis. Dimana sampah di kumpulkan, kemudian ditempatkan di sebuah lokasi, lalu kemudian dijual kepada pengepul yang datang dari kota kabupaten. Bahkan pada saat sampah itu dijual, akan diselenggarakan kegiatan pentingnya kesadaran akan sampah untuk memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat banyak.  

Setelah berdiskusi beberapa saat, kami pun bersepakat bahwa akan ada upaya untuk mengumpulkan sampah di beberapa titik di setiap setiap desa keesokan harinya.

Dokpri. #Raden't $uccess Forever#
Dokpri. #Raden't $uccess Forever#
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Hari ini, Senin, 21 September 2020, kami pun menyambangi tempat-tempat yang sudah kami identifikasi sebelumnya kaitan dengan keberadaan sampah-sampah plastik yang kami butuhkan. 

Rute awal kami mengumpulkan botol-botol mineral dengan beberapa kardus di tempat pemakaman umum desa Daha. Beberapa menit, kami harus naik turun, karena lokasinya di gunung di belakang kampung. Karena botol mineral sisa minuman berserakan dimana-dimana, di antara kami harus menarik karung untuk di bawa di beberapa titik sampah.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Kemudian sekitar pukul 09:30 kami pun bergegas berpindah lokasi. Kali ini, kami menyambangi desa Sawe, di bekas acara pernikahan warga setempat di hari sebelumnya. Untuk sampai di lokasi, kami membawa kendaraan roda dua, dengan menghabiskan kurang lebih tiga menit perjalanan. 

Di lokasi bekas pernikahan ini, botol mineral dan kardus berserakan dimana-mana. Dengan sigap, tangan-tangan kami memungutnya.

Di tempat ini, kami bisa mengumpulkan tujuh karung botol mineral dan tambahan beberapa kardus. Setelah penuh karung, kemudian kami pun bergegas ke lokasi lain. Dan lokasi terakhir adalah di dusun Lodo, di desa yang sama. 

Namun di lokasi ini, kami cukup beruntung karena dibantu oleh anak-anak yang bermain di lapangan. Mereka dengan sigap membantu memungut botol mineral yang berserakan memenuhi lapangan bola.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Gerakan memungut sampah ini, selain karena program KKN, tetapi juga kami memiliki sejumut harapan, agar masyarakat menyadari bahwa sampah bisa menghasilkan uang. 

Gerakan ini, tentu harus pula didorong oleh kesadaran bersama semua elemen, agar nantinya sampah di tengah-tengah masyarakat tidaklah menjadi masalah. Dengan kerendahan hati, mari kita sama-sama mengambil bagian dari gerakan bebas sampah ini, agar dunia kembali tersenyum. Semoga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun