Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kawatu Hala, Kuliner Khas Dompu Yang Masih Berasa

29 Mei 2020   09:59 Diperbarui: 29 Mei 2020   10:15 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


DALAM menjawab kerinduan  anak-anaknya terhadap 'Kawatu Hala, ibu memutuskan membuatkannya. Menjadi kebiasaan, ibu selalu menanyakan ketika anak-anaknya pulang dari tanah perantauan tentang makanan apa yang ingin dibuatkan. Ibu, salah satu wanita di kampung yang masih merawat ingatannya tentang kuliner khas Dompu. Bermodalkan pengalaman dan didikan orang tuanya, ibu menjadi salah satu wanita yang bisa membuat berbagai macam kue khas kampung hingga kini. 

Kali ini ibu membuatkan kami 'Kawatu Hala'. Berbekal Labu kuning pemberian tetangga. Pagi, setelah terang tanah, Ibu membelah labu kuning di belakang rumah, mengupas kulitnya, memotongnya dalam beberapa ukuran, dan kemudian menggilingnya bersama kelapa di tempat penggilingan yang tidak jauh dari rumah. 

Dokpri
Dokpri
Dokpri. Campuran Labu Kuning, Kelapa, Margarin, Mentega, Garam dan Gula
Dokpri. Campuran Labu Kuning, Kelapa, Margarin, Mentega, Garam dan Gula
Setelah proses penggilingan, kemudian dimasukan ke dalam satu wadah, berupa baskom atau ember, lalu dicampur dan diaduk dengan rata dengan campuran margarin, garam secukupnya serta tambahan gula pasir. Langkah berikutnya, dibungkus dengan menggunakan daun pisang dengan ukuran tertentu sesuai selera pembuatnya. Setelah pembungkusan, kemudian dimasukan ke dalam periuk besar, dan dikukus di atas api yang menyala teratur agar 'Kawatu Hala' bisa terasa nikmat. 

Biasanya, selama pengukusan membutuhkan waktu sekitar satu jam lamanya. Tapi, hal ini sangat tergantung pada berapa banyak bungkusan 'Kawatu Hala' yang dibuat. Jika, 'Kawatu Hala' dibuat untuk dijual, diperuntungkan dalam acara pernikahan dan sunatan, biasanya akan membutuhkan waktu yang lama. Namun, jika untuk dikonsumsi sendiri, biasanya hanya puluhan bungkusan saja dan memasaknya pun relatif cepat. 

Dokpri. Proses Pembungkusan
Dokpri. Proses Pembungkusan
Dokpri. Proses Pengukusan
Dokpri. Proses Pengukusan
Uniknya 'Kawatu Hala' bisa disimpan beberapa hari di tempat yang sejuk dan rasanya tidak berubah. Dan pada saat disajikan dan dikonsumsi, bisa dicampur dengan parutan kelapa dan gula merah, jika menginginkan rasa yang berbeda.

'Kawatu Hala' merupakan kuliner tradisional khas Dompu yang masih dilestarikan hingga kini. Dalam acara-acara kampung, 'Kawatu Hala' menjadi salah satu makanan yang tersaji di piring tamu undangan. Kelestarian ini semoga saja tetap terjaga, agar generasi mendatang bisa menikmati warisan leluhur dan ikut menjaga dan melestarikannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun