Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Para Pahlawan Keluarga

26 Maret 2020   15:57 Diperbarui: 26 Maret 2020   16:38 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Para pegawai SMAN 6 Mataram

KATA Pahlawan tidak hanya disematkan kepada mereka yang mengangkat senjata dengan gagah berani dalam mengusir kolonialisme dan imperialisme. 

Tapi label pahlawan juga bisa dialamatkan kepada mereka-mereka yang berjuang untuk menghidupi keluarganya di rumah. Mereka memeras keringat, membanting tulang, dengan harapan agar anaknya tetap bisa sekolah, agar kopi hitam tetap tersedia, dan agar dapur tetap mengepul membumbung tinggi di udara. 

Mereka adalah pahlawan bagi keluarganya di rumah, pergi pagi, pulang sore membawa titipan rezeki sang ilahi. Berapapun yang didapat itulah yang lantas di syukuri. Mereka tahu bahwa tuhan maha memberi, maha belas kasihan ke mahluk ciptaannya. Yang perlu mereka lakukanlah adalah berjuang melewati hari dengan ikhtiar penuh harap.

Dokpri.
Dokpri.
Dokpri. Lagi membersihkan rumput
Dokpri. Lagi membersihkan rumput
Di SMAN 6 Mataram saya menemukan pahlawan-pahlawan itu. Mereka adalah harapan keluarganya yang tidak hanya menemani kala malam meninggi, tapi juga memberi penghasilan kala kebutuhan mendesak.

Mereka menjadi harapan keluarga, berjuang untuk memenuhi segala kebutuhan yang setiap saat tanpa pernah absen. Tidak cukup alasan mengeluh, menyalakan keadaan, menghakimi nasib. Tapi mereka berusaha terus menyalakan lilin dalam kegelapan, meyakinkan diri bahwa hidup adalah sebuah perjuangan yang tak pernah usai. 

Bekerja berarti hidup, sedangkan mengeluh adalah tanda kekalahan. Semangat berpeluh keringat dibawa terik matahari dengan keringat bercucuran membasahi baju, seakan memberikan pesan bahwa mereka adalah seorang pejuang.

Pejuang untuk siapa?

Ya, pejuang untuk keluarganya di rumah yang selalu menanti, menunggu segala buah tangan yang bisa dibawa pulang. 

Dokpri. Pak Keke lagi makan
Dokpri. Pak Keke lagi makan

Khairul Haidi, merupakan salah seorang pegawai SMAN 6 Mataram yang kini menjadi bagian penting dalam beberapa urusan di sekolah. Dalam hal-hal teknis ia sangat dipercaya untuk menyelesaikan beberapa urusan penting. 

Pak Keke begitu biasa ia di sapa, menuturkan pengalamannya selama menjadi pegawai SMAN 6 Mataram. Menurutnya sejak masuk 2014 silam, banyak suka duka yang dilaluinya. Baik yang berkenaan dengan urusan di bagian administrasi, teknis lapangan, juga interaksinya dengan siswa di sekolah. 

Mengemban tugas di bagian umum, ia harus memastikan semua yang ia kerjakan dapat berjalan lancar dan terarah. Kemudian melakukan pengecekan terhadap beberapa sarana dan prasarana sekolah. Memastikan WC bersih, menyalakan komputer, membagikan surat, dan menindaklanjuti segala arahan dari pimpinan. 

Selama bekerja, yang paling berkesan baginya ketika terjadi gempa. Dimana waktu itu, pak Keke dan yang lain berada di sekolah sampai malam. Memastikan beberapa gedung sekolah yang retak, plafonnya yang jatuh, gentengnya yang pecah dan lain-lain. Selama gempa Pak Keke lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah untuk memastikan kondisi terakhir sekolah pasca terjadinya gempa. 

Tinggal di Long Seran Barat Lombok Barat, Pak Keke sangat mudah dan cepat untuk sampai ke sekolah. Dengan motornya, Pak Keke tidak kesulitan untuk menjangkau sekolah, apa lagi dihubungi ketika dibutuhkan. Karena jalanan yang dilewatinya semua sudah diaspal. 

Ketika membahas gaji Pak Keke tersenyum, baginya berapapun yang ia dapat semua tetap akan disyukuri. Walaupun terkadang pendapatan yang ia terima sangat jauh dari kata cukup. Tapi sekarang pak Keke bisa sedikit legah, karena gajinya sudah ada kenaikan karena adanya keputusan kepala sekolah yang baru. Sehingga pak Keke bisa tersenyum lebar, walaupun hal itu bukan satu-satunya yang membuatnya bisa kerja lebih maksimal. Baginya setiap rezeki yang datang tetap harus disyukuri. 

Dokpri. Pak Arinun lagi bersandar setelah memotong rumput sekolah
Dokpri. Pak Arinun lagi bersandar setelah memotong rumput sekolah
Pengalaman yang hampir sama dituturkan oleh Pak Arinun, atau biasa dipanggil Pak Ar. Bekerja sejak awal sekolah ini berdiri tahun 2003, membuatnya memahami betul suasana dan situasi sekolah. 

Pria tamatan SMAN 1 Narmada ini, mengawali tugasnya sebagai bagian umum ketika sekolah hanya memiliki beberapa ruang kelas. Di tempatkan sebagai bagian umum karena masih sedikit pegawai waktu itu,  sehingga kerjanya sering mengantar surat, baik dilingkungan sekolah maupun ke dinas provinsi.

Namun, seiring perjalannya waktu, di masa kepala sekolah Drs. Abdul Hamid SH. MH periode 2014_2015 pak Ar, diangkat menjadi bendahara komite sekolah, bahkan pernah ditugaskan menjadi bagian sarana dan prasarana. 

Kini Pak Ar sangat bersyukur setelah diangkat menjadi PNS, maka penghasilannya bisa membuat dapur rumahnya tetap terus mengepul. Sama dengan Pak Keke, Pak Ar menuturkan berapapun penghasilannya tetap ia syukuri, karena bagaimanapun hidup ini sudah ada tuhan yang mengaturnya. 

Baginya bekerja selama 18 tahun hingga kini, setiap kepala sekolah yang pernah menjadi orang nomor satu di SMAN 6 Mataram, memiliki kesan yang berbeda. Baginya siapapun yang menjadi warga sekolah mereka akan dianggap sebagai keluarga. Termasuk siapapun yang menjadi pemimpinnya.

"Apa lagi sesama pegawai kita harus saling membatu satu sama lain. Jika pekerjaan di TU sudah selesai, saya juga turun tangan untuk membantu yang lain di taman, bahkan ikut memotong rumput," Ujarnya. 

Dengan penuh harap, pak Ar menyampaikan semoga kedepan SMAN 6 Mataram menjadi sekolah yang maju dan warganya menjadi pribadi-pribadi yang religius. 

#Raden't $uccess Forever#

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun