Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Media Sosial Yang Kadang Anti Sosial

26 Februari 2020   16:34 Diperbarui: 26 Februari 2020   20:54 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terkadang sesuatu perlu diekspresikan. Bukan karena terjebak pada arus zaman, namun sekedar ingin menyalurkan hobi. Karena hidup perlu dinikmati, perlu diekspresikan,dan perlu disalurkan, karena tidak sedikit cerita orang-orang sukses di luar sana melakukan sesuatu karena dasarnya hanya hobi. Sehingga tanpa ia sadari bahwa dengan mengekspresikan hobinya tersebut ia bisa memanen pundi-pundi rupiah. 

Di era di gital ini, setiap orang bisa menyalurkan hobinya dengan cara apapun terlebih di media sosial. Dia bisa plesiran di berbagai kanal media sosial lalu memajang foto, netizen tertarik, kemudian dia bisa terkenal. Sesederhana itu! Ya bisa sesederhana itu. Seseorang membuat konten di kanal Youtube misalnya, dengan menampilkan aktifitasnya sedang memakan makan ekstrem dengan cara yang berbeda. Lalu kemudian dikerumunin oleh para netizen lalu jemarinya menekan tombol like, iapun mulai dikenal oleh publik.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Era digital, adalah era komunikatif yang baru. Orang tidak perlu bertatap muka hanya karena ingin mengetahui kabar seseorang. Ia cukup memanfaatkan kanal media sosial, seperti Facebook, WA dan kanal media sosial lainya, iapun bisa mengetahui kabar orang di seberang walau berjauhan jarak. 

Seseorang orang akan dianggap gaptek jika tidak paham tentang teknologi beserta variannya. Ketidak pahaman tentang teknologi informasi di era kekinian, akan berdampak pada minimnya pahaman akan perkembangan zaman. Sebab, di media sosial informasi berseliweran begitu saja. Jika tertarik, para netizen akan menengok dan menyebarkan. 

Sehingga banyak orang dikenal oleh publik karena sesuatu yang dilakukannya tanpa harus mengantri diliput oleh media konvensional seperti TV One, Trans TV. Dengan bermodalkan hendphoen di tangan, lalu membuat video sesuai selera dan kemudian  diupload di kanal YouTube, iapun membuka kesempatan akan dilirik oleh netizen. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Namun, di lain sisi, dengan sering berselancar di media sosial, maka akan melahirkan dampaknya tersendiri. Misalnya saja, komunikatif persuasif secara langsung terkadang tersumbat. Karena orang lebih senang membangun komunikatif lewat media sosial dengan berbagai kanalnya. Kita bisa melihat di beberapa tempat umum seperti bis umum dan di pelataran kampus, dengan bermodalkan hendphoen di tangan dia bisa berselancar di media sosial tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya. Sungguh miris bukan. Tapi itulah kenyataan di era digital. 

Namun, demikian semua orang tidak bisa menghindar di era digital ini. Jika mengabaikan perkembangan teknologi informasi, maka ia akan tergilas dengan sendirinya. Sebab, pemanfaatan teknologi media sosial, tidak hanya dimanfaatkan oleh individu-individu, namun menjadi kebutuhan masal bagi lembaga-lembaga formal maupun nonformal. Seorang pegawai jika ingin memberikan informasi tentang rapat, ia cukup memberikan informasi dengan satu kiriman saja lewat WA group, maka semua anggota group akan mengetahui informasi tersebut. Sungguh mudah bukan! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun