Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

FGD IKA UNHAS NTB, Kereta Gantung Rinjani Antara Pro dan Kontra

26 Januari 2020   23:47 Diperbarui: 27 Januari 2020   08:30 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mataram. Dengan adanya pro kontra atas keinginan pemerintah Provinsi menerima investor untuk membuat Kereta Gantung di gunung Rinjani. Ika Unhas NTB menginisiasi adanya forum discussion dan sharing session, Minggu (26/01/2020) dengan tema "Kereta gantung Rinjani dukung moto Gp 2020". Pada diskusi ini menghadirkan beberapa nara sumber, Ir.Madani Mukarom, Back, F. M. Si, selaku kepala dinas lingkungan hidup dan kehutanan (LHK) NTB, kemudian H. Chairul Machsul, SH.MH selaku general manager UNESCO Global Geo park RL dan Kusnadi selaku ketua Ikatan Ahli Geologi  Indonesia (IAGI) NTB dan juga dihadiri oleh beberapa OKP dan komunitas pencinta alam serta Walhi NTB. Diskusi ini berlangsung dari 19.30-23.00 di Kedai kopi Ta' jl. Majapahit no. 212, kota Mataram. 

Dalam uraiannya selaku kepala Dinas LHK, Madani Mukarom, menjelaskan bahwa ide serta gagasan untuk membangun kereta gantung sudah pernah ada. Dalam suatu kesempatan yang tidak formal pernah diperbincangkan dengan bupati Lombok TengahTengah ketika sebagian hutan di gunung Rinjani musih di kelelola oleh pihak kabupaten. Lebih lanjut, Madani menjelaskan bahwa pembuatan kereta gantung ini tidak merusak pohon yang ada di gunung Rinjani, karena kereta ini ketinggiannya 60 meter, sedangkan pohon yang dilewati ketinggiannya hanya sekitar 20-30 meter saja. Imbuhnya.

Sedangkan di kesempatan yang sama Chairul Machsul dalam pemaparannya, mestinya pemerintah sebelum mengambil kebijakan untuk membuat kereta Gantung di Rinjani, harus mempertimbangkan berbagai aspek baik itu ekonomi masyarakat, tata ruang, izin penggunaan ruang, untung rugi, juga amdalnya. Sebab menurut beliu jangan sampai dengan adanya kereta gantung ini 'membunuh' ekonomi mereka-mereka yang menggantung hidup sama Rinjani sejak lama. Tuturnya

Sedangkan Kusnadi melihat dalam sudut pandang geologi, menurutnya ada tiga tantangan yang dihadapi kalau kereta gantung ini benar-benar direalisasikan oleh pemerintah. Ketiga hal tersebut meliputi bebatuan, struktur Geologi dan fisiologi. Bebatuan yang ada di gunung Rinjani menurut beliau tidak mudah untuk dibuat tiang-tiang peyanggah untuk kereta gantung. Sebab lahar yang tebal dari hasil letusan gunung Rinjani itu tidak mudah untuk digali. Begitu juga dengan melihat struktur geologi dan kebencaananya. Bahwa pulau Lombok sangat rawan dan rentan dengan gempa, begitu juga dengan aspek fisiografinya. 

Pada sesi tanya jawab dan mendengarkan tanggapan dari peserta. Murdani Direktur Eksekutif Walhi NTB, dalam komentarnya menyatakan bahwa isu dan keinginan pemerintah Provinsi terkait kereta gantung ini sudah cukup lama, dan sudah sekitar 30 an tahun yang lalu, dan tidak terwujud karena data yang terkait untuk mewudkan hal tersebut tidak begitu tersedia. Karena menurutnya harusnya pemerintah memiliki data yang cukup sebagai bahan pertimbangan. 

" Pemerintah kelihatannya terlalu tergesa-gesa, sebab harusnya pemerintah memikirkan berapa banyak porter dan gaid yang menggantung hidupnya pada Rinjani jika kereta gantung ini diwujudkan. Di tambah lagi dengan berapa banyak pohon yang ditebang untuk pembangun tersebut. Nampaknya gubernur tidak melihat data, karena gubernur sebelumnya menolak dengan tegas proyek tersebut. Siapa yang diuntungkan, apakah investor atau masyarakat dan lalu masyarakat yang mana". Protesnya dalam diskusi.

Hal senada dijelaskan Anshory Ketua DPC MGP Lombok Tengah, bahwa dengan tegas menolak rencana pemerintah Provinsi untuk membangun kereta gantung di gunung Rinjani. Karena menurutnya proyek tersebut tidak memiliki dampak yang positif bagi masyarakat Lombok. Harusnya pemerintah sebelum direncanakan perlu diwacanakan terlebih dahulu dengan memperhatikan sosial ekonomi masyarakat. Tuturnya. Apa yang dijelaskan Anshory hampir senada dengan tanggapan sebagian peserta yang hadir pada diskusi tersebut. 

Namun, dari sisi akademik Budi Setiawan seorang dosen Kehutanan Universitas Mataram yang sempat hadir menyampaikan bahwa, dalam Pembahasan mengenai rencana pemerintah Provinsi untuk membangun kereta gantung di gunung Rinjani ini harus menggunakan data, kajian-kajian yang mendalam. Karena menurutnya, kebijakan pemerintah Provinsi terkait rencana tersebut tentu telah mengakomodir masukan-masukan dari berbaik pihak. 

Doc. Ika Unhas NTB
Doc. Ika Unhas NTB

Ika Unhas sebagai penyelenggara diskusi, mengapreasisasi animo peserta dalam diskusi tersebut. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Lombok, terlebih pemerhati gunung Rinjani memiliki respon yang beragam terkait rencana pemerintah Provinsi membangun kereta gantung di gunung Rinjani. Ini menunjukkan bahwa gunung Rinjani bukanlah milik pemerintah atau pihak tertentu, namun milik bersama yang tentunya suara-suara masyarakat juga perlu didengarkan oleh pemerintah sebelum kebijakan itu diputuskan. Tentunya perlu ada komunikasi yang masif dari semua kepentingan, baik pemerintah selaku pengambil kebijakan, pemerhati gunung Rinjani terlebih masyarakat setempat. Keterbukaan informasi dan wacana dari pihak pemerintah tentu sebuah keharusan untuk memahami respon dan mengakomodir suara-suara dari kalangan bawah. 

Diskusi yang pertama kali dilakukan oleh IKA UNHAS NTB ini berjalan lancar dan aman. Dan tidak ada kesimpulan yang disampaikan oleh Fathur Rakhman selaku moderator. Karena IKA UNHAS NTB hanya mencoba menghidupkan ruang-ruang diskusi, dan sekaligus membangun komunikasi yang baik dengan semua pihak. Tepatnya IKA UNHAS NTB ingin bersilaturahmi dengan semua Stekholder. Mataram, 26/01/2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun