Projek Penguatan Profil Pancasila, Apakah Membuat Boros?
Ada tujuh tema dan enam dimensi dalam P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) untuk fase D (jenjang SMP). Untuk menerapkan atau mewujudkan P5, hal yang sering kita dengar dan saksikan adalah kegiatan Gelar Karya.
Pada kegiatan Pengimbasan Program Sekolah Penggerak hari kedua, Kamis (7/9/23) Bu Kusmiati memaparkan P5 dalam dua sesi. Sesi sebelum istirahat siang dan sesi setelah istirahat.
Aba-aba atau perintah sangat sederhana. Pada saat Bu Lili mengucapkan "go" para peserta yang berkelompok dengan anggota lima orang itu lompat ke depan satu langkah. Kemudian, saat Bu Lili mengucapkan "back", setiap kelompok melompat mundur. Selanjutnya, saat Bu Lili mengucapkan  "stay", setiap kelompok melakukan gerakan balik kanan. Satu kelompok berdiri berjajar dari depan ke belakang. Anggota kelompok yang berdiri pada urutan kedua hingga kelima memegang pundak kawan di depannya.
Tahapan Pelaksanaan P5
Bu Kusmiati bersemangat penuh dalam mengurai P5 tahap demi tahap. Teknik bertanya jawab dilakukan dengan komunikatif. Penentuan dimensi diulas dan dibahas agak lama. Hal itu dilakukan karena tahapan untuk melaksanakan P5 perlu runtut. Istilah fasilitator disebut-sebut sebagai hal yang penting dalam pelaksanaan P5.
Hal yang perlu dibedakan adalah projek pada setiap mata pelajaran sebagai tugas dari guru dan projek dalam P5 yang merupakan kegiatan kolektif yang lepas atau di luar mata pelajaran.
Modul P5
Seperti halnya dalam pembelajaran intrakurikuler, dalam P5 pun diperlukan modul. Panduan untuk melaksanakan P5 harus disusun dengan rinci dan lengkap agar para fasilitator dan guru/wali kelas yang terlibat dalam P5 dapat mengikuti atau menjalankannya dengan tertib.
Sebagai acuan dalam pelaksanan projek, modul P5 perlu disusun secara bersama oleh para guru yang terlibat dalam suatu projek (P5). Dengan memilki modul P5, kegiatan projek akan terarah dan dapat diketahui hasilnya. Paling tidak ada progres yang dapat diketahui perjalanannya.