Rezeki Pekan Pertama Ramadan
rezeki datang. Para pegawai di lingkungan pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur menerima TPP atau insentif (dua bulan). Tentu saja insentif yang dibayarkan sesuai kinerja (kehadiran) dalam tugas. Sesuai namanya, penghasilan tambahan itu diperuntukkan pegawai yang melaksanakan tugas sesuai tugas pokok dan fungsinya.
Pada pekan pertama Ramadan 1444 H adaRezeki pada pekan pertama Ramadan itu tentu disambut dengan gembira. Tanggal kalender nasional sudah "tua" dan kebutuhan untuk Ramadan kian meningkat. Bak air dingin mengguyur badan pada siang yang panas saat puasa. Sejuk terasa!Â
Rezeki Bukan Hanya Uang
Ada orang beranggapan bahwa rezeki hanya berbentuk uang atau barang berharga. Anggapan itu perlu diluruskan. Rezeki yang Allah berikan bisa berupa kesehatan, ilmu pengetahuan, dan hal-hal lain yang bermanfaat. Dengan demikian orang yang badannya sehat dan mempunyai pengetahuan yang luas harus menganggap hal itu sebagai rezeki yang besar meskipun kondisi keuangan pas-pasan.
Bahkan, hujan yang turun pun itu juga rezeki. Makhluk hidup seperti hewan dan tumbuh-tunbuhan sangat mengharapkan rezeki berupa hujan tersebut.
Rezeki Harus Disyukuri
 Sayidina Ali bin Abi Thalib pernah berkata, "Orang yang perhatiannya hanya pada apa yang masuk ke dalam perutnya, maka nilai orang itu tidak lebih dari apa yang keluar dari perutnya."
Ucapan sayidina Ali tersebut menggambarkan bahwa rezeki yang hanya diartikan sebagai makanan (saja) maka nilai orang itu tidak lebih dari apa yang keluar dari perutnya.
Untuk itu, rezeki berupa kelancaran dalam usaha, kondisi fisik yang jarang sakit, dan ilmu pengetahuan yang berhasil dimiliki harus diartikan sebagai rezeki yang harus disyukuri. Mereka tidak hanya memikirkan bagaimana cara memperoleh makanan yang enak dan minuman yang lezat.
Ramadan Siap Berbagi Rezeki
Dalam bulan Ramadan rata-rata orang selalu ingin membuat/membeli hidangan berbuka dan sahur yang lezat, nikmat, Â dan yang tidak biasa dimakan dalam keseharian di luar Ramadan. Hal itu memang tidak dilarang tetapi kita harus memikirkan tetangga, sanak famili, dan orang-orang miskin di sekitar lingkungan kita.
Sudahkah mereka menikmati makanan yang layak? Apakah mereka sudah dapat makan sehari dua atau tiga kali? Apakah makanan yang mereka makan sudah memenuhi unsur gizi yang seimbang?
Pada bulan Ramadan inilah saat yang tepat untuk berbagi. Seberapa rezeki yang kita peroleh berupa tambahan penghasilan atau insentif harus disisihkan sebagian untuk mereka. Persentase menyesuaikan pedoman yang kita pahami. Dua setengah persen paling sedikit. Dengan menyisihkan rezeki (uang) yang kita peroleh, harta yang kita dapatkan itu diharapkan sudah bersih dan bebas digunakan untuk keperluan rumah tangga.
Hati yang lapang, lega, dan sabar akan membuat hidup semakin bahagia. Kita memberi bukan berarti akan kehilangan. Justru dengan memberi hati kita akan merasa tenang dan senang.
Bagaimana dengan Anda?
Bacaan lebih lengkap:
- Islam Indonesia --Memahami Makna Rezeki dalam Pandangan Islam
- Rezeki dalam IslamÂ
- Inilah Makna Rezeki dalam Al-Qur'an
Penajam Paser Utara, 29 Maret 2023