Dalam bulan Ramadan rata-rata orang selalu ingin membuat/membeli hidangan berbuka dan sahur yang lezat, nikmat, Â dan yang tidak biasa dimakan dalam keseharian di luar Ramadan. Hal itu memang tidak dilarang tetapi kita harus memikirkan tetangga, sanak famili, dan orang-orang miskin di sekitar lingkungan kita.
Sudahkah mereka menikmati makanan yang layak? Apakah mereka sudah dapat makan sehari dua atau tiga kali? Apakah makanan yang mereka makan sudah memenuhi unsur gizi yang seimbang?
Pada bulan Ramadan inilah saat yang tepat untuk berbagi. Seberapa rezeki yang kita peroleh berupa tambahan penghasilan atau insentif harus disisihkan sebagian untuk mereka. Persentase menyesuaikan pedoman yang kita pahami. Dua setengah persen paling sedikit. Dengan menyisihkan rezeki (uang) yang kita peroleh, harta yang kita dapatkan itu diharapkan sudah bersih dan bebas digunakan untuk keperluan rumah tangga.
Hati yang lapang, lega, dan sabar akan membuat hidup semakin bahagia. Kita memberi bukan berarti akan kehilangan. Justru dengan memberi hati kita akan merasa tenang dan senang.
Bagaimana dengan Anda?
Bacaan lebih lengkap:
- Islam Indonesia --Memahami Makna Rezeki dalam Pandangan Islam
- Rezeki dalam IslamÂ
- Inilah Makna Rezeki dalam Al-Qur'an
Penajam Paser Utara, 29 Maret 2023