Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyikapi Undangan Mendadak

15 Maret 2023   19:08 Diperbarui: 15 Maret 2023   19:12 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menghadiri undangan mendadak (dokpri)

Menyikapi Undangan Mendadak

Hari Selasa (14/3/2023) saya datang ke kantor sebelum pukul tujuh pagi. Kewajiban melakukan presensi elektronik (pinjer print) segera saya lakukan. Ada keinginan untuk segera duduk manis di depan laptop. Sudah dua hari tidak bermesra-mesraan dengan laptop benar-benar menyiksa!

Baru saja saya duduk untuk bersiap membuka laptop, ada panggilan telepon. Segera saya angkat. Pak Sugeng Mardisantoso, koordinator pengawas  sekolah (korwas) menyampaikan instruksi.

“Tolong ke Ruang Pertemuan Hotel Aqila, mewakili pengawas SMP. Ada undangan hari ini. Nanti ke sana bersama Pak Jumio dan Pak Ismail, kabid dikdas!”

Demikian inti instruksi yang disampaikan Pak Sugeng Mardisantoso. Saya percaya, undangan itu sebenarnya diperuntukkan korwas. Saya yakin, Pak korwas sedang ada tugas lain yang penting.

Sebagai anggota kelompok pengawas, saya tidak dapat menolak instruksi tersebut. Hari ini saya belum ada agenda terjadwal. Dengan demikian, instruksi tersebut harus saya laksanakan. Padahal, bisa saja saya melimpahkan tugas menghadiri undangan itu kepada pengawas lain. Namun, saya tidak mempunyai alasan. Saya belum mempunyai agenda terjadwal (berkunjung ke sekolah binaan) pada hari itu.  

Pak Mokhamad Syafii, ketua kelompok pengawas SMP sedang ada tugas terkait perannya sebagai asesor akreditasis sekolah. Pak Anas Baenana ada agenda ke SMP 22 PPU. Pengawas lain belum saya ketahui agenda mereka. Sementara itu waktu terus berjalan.

Pak Jumio yang kemudian muncul di Ruang Pengawas 2 segera saya ajak untuk mengisi formulir kesediaan untuk hadir dalam undangan di Hotel Aqila tersebut. Ada tautan (link) yang dapat diakses dalam undangan.

Biodata pun segera saya isikan dengan cepat. Saya sudah mantap untuk menghadiri undangan dari BPOM Kalimantan Timur.

Menyikapi Undangan Mendadak

Dalam kehidupan bermasyarakat, kita sering menerima undangan mendadak. Mungkin ada undangan dari Ketua RT, undangan dari Kantor Camat, undangan dari tetangga, undangan dari teman kantor, atau undangan lain yang mendadak. Hari itu undangan diterima, hari itu pula acara dilaksanakan.

Sebagai makhluk sosial, kita tentu tidak bisa meremehkan undangan yang kita terima. Apabila undangan itu bersifat penting dan kita sedang tidak sibuk, kita tentu wajib menghadirinya. Sebaliknya, apabila undangan itu kurang penting dan kita sedang ada kesibukan, kita dapat menyampaikan permintaan maaf kepada pihak pengundang.

Jika undangan bersifat penting dan kita sedang sibuk, tentu ada solusi. Kita dapat meminta orang lain mewakili atau meminta penundaan acara. Banyak cara dapat dilakukan agar undangan yang datang mendadak tidak terabaikan.

Undangan yang Wajib Ditolak

Sering kita mendapati undangan di medsos atau undangan lewat wapri/japri untuk melakukan sesuatu yang melanggar hukum. Undangan seperti itu wajib ditolak. Cepat-cepat dihapus! Provokasi yang negatif harus diabaikan. Banyak hal positif yang dapat kita lakukan, mengapa harus melakukan hal-hal negatif?

Undangan yang Harus Didahulukan

Dalam satu hari, ada kalanya kita menerima dua atau tiga undangan dalam waktu (jam) bersamaan. Bagaimana menyikapi hal itu? Pertama-tama, kita harus memilih dan memilah. Undangan mana yang paling urgen. Undangan mana yang agak urgen dan undangan mana yang tidak terlalu urgen. Setelah itu, kita baru menentukan skala prioritas. Undangan mana yang harus didahulukan. Kemudian, undangan mana yang dapat ditunda. Terakhir, undangan mana yang dapat diabaikan.

Takziah atau menjenguk orang yang sedang mengalami kesedihan tentu dapat dilakukan secara fleksibel. Kemudian, undangan yang lokasi tempat acara paling jauh, harus dipikirkan pula. Berapa waktu tempuh, bagaimana transportasinya. Haruskah berangkat secara pribadi atau bersama-sama rombongan? Kita harus cerdas menyikapi hal itu.

Hindari berpikir “mau irit” saat akan menghadiri undangan. Kita memang perlu berhemat tetapi kalau terlalu mau irit, bisa-bisa kerugian besar yang akan kita dapatkan. Misalnya, kita nekad naik sepeda motor demi penghematan. Namun, jalanan yang harus dilewati sangat berbahaya. Padahal, ada rombongan naik mobil dengan biaya tertentu.

Nah, bagaimana dengan Anda? Ada undangan ke mana hari ini?

Penajam Paser Utara, 15 Maret 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun