Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Strategi "Meluluhkan Hati" Ortu Siswa Saat Rapat

3 Maret 2023   19:44 Diperbarui: 5 Maret 2023   09:45 2305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi guru yang memimpin. (sumber: KOMPAS.ID)

Saat rapat berlangsung ada yang "menawar" terkait besaran iuran untuk setiap siswa. Padahal, rincian penggunaan dana sudah dipaparkan. Setiap poin sudah diberi nama dan besaran nilai rupiahnya. Poin yang terbanyak biasanya untuk konsumsi.

"Harga nasi kotak dua puluh lima ribu itu sudah harga umum. Kalau nilainya dikurangi menjadi dua puluh ribu, misalnya, apakah ada penyedia yang mau?"

Panitia pelepasan dari unsur guru dibantu oleh kepsek dalam menangani ortu siswa yang "rewel". Dengan pendekatan yang humanis, Pak Budi Lestarianto dapat membalikkan kondisi. 

Semula ada ortu yang keberatan dengan nilai iuran, justru terjadi pembayaran yang lebih. Ada orang tua yang bersedia menanggung semua biaya untuk poin tertentu.

Ada empat ortu yang bersedia membayar poin berbeda. Dalam surat catatan hasil rapat disebutkan bahwa ada sembilan poin yang dibiayai dari iuran, yaitu 1) sewa gedung, 2) medali, 3) kaos seragam siswa kelas IX, 4) sound system dan hiburan pengiring, 5) dekorasi, spanduk, photoboth, 6) dokumentasi foto, 7) sewa kipas embun, 8) konsumsi (ada enam macam), dan 9) Lain-lain.

Untuk poin 7) sewa kipas embun senilai Rp 1.500.000 disanggupi ditanggung oleh ortu dari Natasya (IXa). Untuk poin 8)a. Snack siswa dan pendamping senilai Rp 4.620.000 disanggupi ditanggung oleh ortu dari Muhammad Rizki Aditya (IXa). 

Kemudian poin 8)b. Snack guru dan staf karyawan SMP 1 PPU senilai Rp 600.000 ditanggung oleh ortu dari Destina (IXc). Selanjutnya,  poin 8)e. Makan siang guru dan staf karyawan SMP 1 PPU senilai Rp 1.000.000 ditanggung oleh ortu siswa juga.

Iuran semula ditetapkan per siswa Rp 380.000 (tiga ratus delapan puluh ribu rupiah). Berhubung ada donator (dermawan) empat orang tua tersebut, iuran turun menjadi Rp 340.000 (tiga ratus empat puluh ribu rupiah).

Subsidi silang memang sangat penting dalam suatu kegiatan yang membutuhkan dana besar. Dengan jumlah siswa kelas IX sebanyak 154, memang perlu penanganan khusus. Ortu yang termasuk Kelompok A pasti ada. Ortu yang termasuk kelompok B tentu ada pula. Paling banyak ortu Kelompok C.

Strategi untuk "meluluhkan hati" para ortu memang harus dilakukan agar para dermawan dapat tergugah hatinya. 

Demikian pula untuk ortu kelompok C dapat merasa nyaman karena dapat ikut serta membahagiakan putra-putrinya di jenjang akhir sekolah. Beban yang ditanggung tidak begitu berat dengan adanya dermawan sesama ortu.

Bagaimana pendapat Anda?

Penajam Paser Utara, 3 Maret 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun