Prestasi pada cabang olahraga hanya dapat diraih melalui latihan rutin dengan disiplin. Apabila seorang atlet masih duduk di bangku sekolah formal, banyak kewajiban yang harus dijalani seperti teman-teman satu kelasnya. Waktu latihan bagaimana? Tentu tidak dapat maksimal. Tenaga dan pikiran akan terbagi dua. Satu bagian memikirkan tugas-tugas sekolah formal dan bagian lain harus berlatih cabang olahraga yang ditekuni.
Hal itu dapat membuat kedua-duanya tidak maksimal. Nilai sekolah formal tidak menggembirakan dan prestasi cabang olahraga yang ditekuni tidak membanggakan.
Anak yang ingin prestasi olahraga yang ditekuni mencapai puncak tentu akan rela meninggalkan bangku sekolah formal. Dengan keyakinan bahwa prestasi olahraga akan membawa kesenangan dan masa depan lebih cerah, ia tentu akan bersemangat. Sekolah formal dianggap menghambat prestasi olahraga yang diimpikan.
Apakah ada anak seperti itu? Tentu saja ada. Mereka memilih memasuki klub-klub yang menjanjikan pelatih yang mumpuni. Bisa juga mereka masuk sekolah khusus olahraga dengan konsekuensi tetap harus belajar seperti sekolah formal dengan format berbeda.
Semakin lama, para orang tua akan menyadari bahwa sekolah formal tidak akan menjamin masa depan anaknya lebih baik. Persaingan semakin berat untuk terjun ke masyarakat. Untuk itu, akan semakin banyak orang tua akan menyekolahkan buah hatinya pada sekolah khusus atlet atau sekolah khusus musik pada usia muda. Jika bakat atau minat diketahui sejak dini, orang tua akan segera memilihkan sekolah nonformal atau sekolah khusus sesuai bakatnya itu.
Kehidupan pada masa akan datang lebih "keras" dan lebih berat persaingan. Anak-anak harus dipersiapkan sejak dini untuk meraih cita-citanya.Â
Penajam Paser Utara, 1 Februari 2023