Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menutup Pintu Maaf

31 Desember 2022   16:15 Diperbarui: 31 Desember 2022   16:31 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat tahun baru 2023 (dokpri)

Menutup Pintu Maaf

Ada kalanya kita berbuat salah kepada orang lain, baik disengaja atau tidak. Untuk itu, kita wajib segera meminta maaf. Demikian pula sebaliknya. Jika ada orang lain berbuat salah kepada kita, sudah seharusnya kita bersedia memaafkan dengan tulus.

Namun, ada hal-hal khusus yang tidak bisa dimaafkan. Bahkan, kita harus menutup pintu maaf rapat-rapat. Hal-hal khusus apakah itu?

Untuk hal-hal buruk yang sudah pernah kita lakukan, kita wajib menutup pintu maaf. Artinya, kita harus melupakan dan tidak akan mengulanginya lagi. Terkadang, kita tidak menyadari bahwa hal-hal buruk yang pernah kita lakukan akan menghambat kesuksesan yang sudah menanti.

Hal-hal buruk yang "kecil" yang sering kita lakukan itu apa saja? Mungkin kita sudah lupa tetapi hal itu sangat berbahaya jika diterus-teruskan. Iya, apa saja? Mau tahu atau mau tahu banget?

Kegiatan atau perilaku buruk yang sudah menjadi kebiasaan dan harus segera ditinggalkan adalah:

  • Keluar rumah tanpa tujuan pasti
  • Membeli makanan dan minuman tetapi tidak sempat menghabiskan dan ditinggalkan begitu saja
  • Menaruh (membuang) pembungkus atau kemasan barang tidak pada tempatnya
  • Berlama-lama di depan pesawat televisi sambil main HP, televisi tidak ditonton (pemborosan listrik)
  • Membeli pakaian yang tidak dibutuhkan (hanya menambah penuh lemari)
  • Berbicara lama-lama di telepon
  • Lebih suka mengomentari status orang lain di medsos  dengan nada mengejek, bahkan menghina
  • Dan masih banyak hal-hal "kecil" yang harus kita tinggalkan segera

Jangan memberi maaf pada hal-hal buruk seperti di atas. Memasuki tahun baru 2023, kita harus membuka lembaran baru dengan meninggalkan hal-hal buruk seperti di itu.

Percayalah, dengan meninggalkan perilaku buruk yang kita anggap "biasa", kita akan mendekat pada kesuksesan. Benarkah? Coba saja. Kita meninggalkan hal-hal buruk, berarti kita akan melakukan hal-hal positif yang seharusnya sudah menjadi kebiasaan sejak dahulu. Apa saja itu?

  • Keluar rumah hanya bila ada keperluan penting
  • Membeli makanan dan minuman hanya yang dibutuhkan dan harus dihabiskan (tidak bersisa)
  • Membuang pembungkus atau kemasan barang pada tempat yang disediakan
  • Matikan pesawat televisi jika tidak ingin ditonton
  • Jangan membeli pakaian atau apa pun yang tidak benar-benar dibutuhkan
  • Berbicara secukupnya di telepon
  • Tidak perlu mengomentasi status orang lain di medsos

Dengan melakukan tujuh hal di atas, kita mempunyai banyak waktu untuk melakukan hal-hal positif, seperti

  • Membaca buku
  • Menulis artikel
  • Merawat tanaman
  • Membersihkan rumah
  • Meningkatkan ibadah
  • mengikuti kursus, bimtek, pelatihan yang kita sukai
  • Dan masih banyak hal positif yang akan membuat hidup lebih bergairah

Selamat memasuki tahun 2023 dengan menyiapkan segudang aktivitas positif yang dapat meningkatkan karier untuk menuju kesuksesan lebih besar.

Penajam Paser Utara, 31 Desember 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun