Proses Ganti KTP di Disdukcapil Apakah Ribet?
Pada hari Senin tanggal 12-12-22 saya melakukan aktivitas rutin seperti biasa. Pagi hari mencuci pakaian pribadi secara manual. Tidak memerlukan waktu lama mengingat hari Ahad sebelumnya sudah mencuci. Hanya sedikit pakaian kotor yang harus direndam, dikucek, dibilas, kemudian dijemur.
pengawas paling rajin hadir di pagi hari. Lantai Ruang Pengawas 2 sering disapu dan dipel sebelum orang-orang banyak datang.
Sebelum pukul setengah tujuh pagi saya sudah siap untuk berangkat kerja. Jalanan pagi masih belum ramai. Para polisi lalu lintas yang akan bertugas pagi itu sedang apel di halaman parkir Fina Mart sebelum menjalankan tugas. Jalanan basah. Gerimis belum reda benar. Tiba di kantor disdikpora baru ada Pak Sukoco. Ia termasuk
ruang resepsionis. Ada seorang petugas kebersihan sedang menjalankan tugas. Waktu belum menunjukkan pukul tujuh pagi. Lokasi tempat "pinjer" (fingerprint) segera saya datangi. Alat mungil itu tertempel di dinding antara ruang kadisdikpora dan ruang sekretaris.
Saya langsung berjalan menujuApel pagi dilaksanakan dalam cuaca sangat cerah. Para pengawas berbaris bercampur dengan para pejabat di lingkungan disdikpora. Mengingat jumlah pengawas dan penilik cukup banyak, tidak semua kena jepretan kamera gawai saya. Justru Bu Suharti, Plt. kabid dikdas yang berdiri di samping saya dapat kena jepretan kamera.
Dalam apel tersebut, kadisdikpora memimpin langsung. Para peserta apel cukup tertib dan mendengarkan arahan atau sambutan dari Pak Alimuddin, kadisdikpora. Beberapa hal yang disampaikan merupakan amanat lama yang sering diulang pula oleh sekretaris disdikpora saat menjadi pemimpin apel, yaitu terkait kehadiran saat apel.
Usai apel, para pengawas dan penilik berkumpul di Ruang Pengawas 1. Kami "membongkar" oleh-oleh yang dibawa oleh Bu Paulina Sandri dan Hj. S. Khasanah. Oleh-oleh dari Malang, Jawa Timur itu berupa kue/roti, dan aneka kripik buah-buahan, seperti kripik mangga, kripik salak, kripik buah naga, kripik apel, kripik buah anggur dan sebagainya. Ada pula brem.
Cukup banyak pilihan kripik yang bisa dimakan. Semua cukup menarik kemasannya. Gambar buah yang segar dan tulisan nama buah yang artistik cukup menggoda. Para pengawas dan penilik begitu antusias menikmati oleh-oleh tersebut.
Setelah mencicipi aneka oleh-oleh yang dibawa oleh Bu Paulina Sandri dan Hj. S. Khasanah, sebagian pengawas segera meninggalkan kantor menuju sekolah binaan. Sebagian pengawas lain masih berkoordinasi untuk kegiatan dua-tiga hari ke depan. Pak Habel Hewi mendapatkan undangan ke SMP 20 PPU di Sepaku pada hari Kamis, 15-12-22. Demikian pula Pak Sugeng Mardisantoso.
Para pengawas suka berpindah tempat duduk sesuai kursi yang kosong. Hal itu disesuaikan topik pembicaraan yang sedang berlangsung. Pengawas yang perlu berbicara pada orang tertentu pasti akan mendekat posisi duduknya.
Tidak berapa lama satu per satu pengawas meninggalkan ruang dua. Tinggallah saya seorang diri di ruang yang ada anak tangga menuju lantai dua (tribun) Gedung Dome tersebut. Saat sedang sendirian itu, datang seorang kepala SD, M. Idris yang sudah cukup lama saya kenal. Saya agak lupa, sekarang Pak M. Idris menjadi kepsek di sekolah mana mengingat ada 40 (empat puluh) SD negeri di Kecamatan Penajam.