“Pak Agus guru bahasa Inggris SMP 1 pada bulan Agustus 2023!”
“Bu Pedie, kepsek SMP 10 PPU pada bulan Oktober 2023!”
Mulai tahun 2023 guru, staf tata usaha, kepsek, dan pengawas sekolah di kabupaten kami banyak yang purnatugas.
Tiada terasa mengobrol, waktu sudah mendekati pukul sepuluh. Saya pun berpamitan setelah menyelesaikan administrasi kedatangan ke sekolah binaan saya itu.
Tiba kembali di ruang pengawas, terlihat teman-teman sudah bersiap untuk berangkat ke warung soto DPR. Saya menumpang mobil Pak Machmud bersama Pak Agus, penilik, Pak Mokhamad Syafii, dan staf mbak Vivi.
Hanya beberapa menit perjalanan, tempat tujuan sudah kami capai. Warung itu baru pertama kali saya datangi sejak pindah. Sebelumnya, warung soto DPR berada di dekat gedung perputakaan lama.
Soto ayam 15K dan soto daging 20K.
Lokasi warung yang sekarang tidak berada di bawah pohon rindang tetapi lebih tertata. Jumlah meja dan kursi lebih banyak. Tulisan pada rombong antara lain menunjukkan lokasi warung yang masih berada di Kawasan Islamic Center. Tarif atau harga per mangkok soto tertera pada depan rombong.Karyawan atau pramusaji memakai seragam kaos yang sama. Hari ini memakai kaos berwarna merah. Saya langsung mendatangi “Pak Lik” yang meracik soto. Dengan suara cukup nyaring saya sampaikan pesanan khusus yang selalu saya ucapkan seperti sebelumnya.
“Seperti biasa, Pak Lik, nasi dipisahkan, lombok satu saja!”
Para pelanggan soto DPR selalu ditanya saat mau makan. Berapa jumlah lombok (cabai) yang akan digeprek-kan dalam mangkok sotonya.
Satu per satu pengawas, penilik, dan staf menyebutkan jumlah lombok yang sesuai seleranya. Ada yang cukup satu seperti saya. Ada yang minta dua, tiga, empat, bahkan ada yang minta lima biji lombok! Padahal mangkok berukuran sedang saja. Bukan mangkok besar. Nasi dan kuah juga tidak terlalu banyak. Betapa pedasnya jika lima cabai di-geprek-kan dalam mangkok soto itu.