Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hari Kamis yang Manis

4 November 2022   02:08 Diperbarui: 4 November 2022   02:14 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Pak Agus guru bahasa Inggris SMP 1 pada bulan Agustus 2023!”

“Bu Pedie, kepsek SMP 10 PPU pada bulan Oktober 2023!”

Mulai tahun 2023 guru, staf tata usaha, kepsek, dan pengawas sekolah di kabupaten kami banyak yang purnatugas.

Tiada terasa mengobrol, waktu sudah mendekati pukul sepuluh. Saya pun berpamitan setelah menyelesaikan administrasi kedatangan ke sekolah binaan saya itu.

Tiba kembali di ruang pengawas, terlihat teman-teman sudah bersiap untuk berangkat ke warung soto DPR. Saya menumpang mobil Pak Machmud bersama Pak Agus, penilik, Pak Mokhamad Syafii, dan staf mbak Vivi.

Dok Pribadi
Dok Pribadi
Hanya beberapa menit perjalanan, tempat tujuan sudah kami capai. Warung itu baru pertama kali saya datangi sejak pindah. Sebelumnya, warung soto DPR berada di dekat gedung perputakaan lama.

Dok Pribadi
Dok Pribadi
Lokasi warung yang sekarang tidak berada di bawah pohon rindang tetapi lebih tertata. Jumlah meja dan kursi lebih banyak. Tulisan pada rombong antara lain menunjukkan lokasi warung yang masih berada di Kawasan Islamic Center. Tarif atau harga per mangkok soto tertera pada depan rombong. Soto ayam 15K dan soto daging 20K.

Karyawan atau pramusaji memakai seragam kaos yang sama. Hari ini memakai kaos berwarna merah. Saya langsung mendatangi “Pak Lik” yang meracik soto. Dengan suara cukup nyaring saya sampaikan pesanan khusus yang selalu saya ucapkan seperti sebelumnya.

“Seperti biasa, Pak Lik, nasi dipisahkan, lombok satu saja!”

Dok Pribadi
Dok Pribadi
Para pelanggan soto DPR selalu ditanya saat mau makan. Berapa jumlah lombok (cabai) yang akan digeprek-kan dalam mangkok sotonya.

Satu per satu pengawas, penilik, dan staf menyebutkan jumlah lombok yang sesuai seleranya. Ada yang cukup satu seperti saya. Ada yang minta  dua, tiga, empat, bahkan ada yang minta lima biji lombok! Padahal mangkok berukuran sedang saja. Bukan mangkok besar. Nasi dan kuah juga tidak terlalu banyak. Betapa pedasnya jika lima cabai di-geprek-kan dalam mangkok soto itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun