Perjalanan Malam dari Samarinda
Kami berenam sudah sepakat untuk segera pulang setelah agenda kegiatan selesai. Tidak ada yang menolak atau keberatan meskipun harus melakukan perjalanan pada malam hari dalam jarak lebih seratus kilometer.
Pak Budi Lestarianto yang paling awal menuju mobil untuk perjalanan pulang ke Penajam. Sebagai penanggung jawab mobil dinas untuk SMP 1 PPU itu, dia memegang kunci kontak meskipun driver-nya tetap Pak Sugeng Mardisantoso dalam perjalanan berangkat maupun perjalanan pulang.
Baca juga: Bahasa Ibu Bahasa IndonesiaÂ
Pukul lima sore kami sudah meninggalkan BPMP Kalimantan Timur. Begitu keluar pintu gerbang satu, kepadatan lalu lintas sudah kami temui. Jelang senja banyak orang lewat jalan yang selalu ramai itu. Apalagi lokasi BPMP Kalimantan Timur berdekatan dengan kampus Polnes (Politeknik Negeri Samarinda). Banyak mahasiswa yang tinggal sementara di sekitar kampus.
Pada awal-awal perjalanan suaasana masih agak terang benderang. Beberapa saat kemudian suasana berubah. Senja yang beranjak lewat membuat malam datang menyergap. Lampu-lampu dari pengendara motor dan mobil sangat menyilaukan mata.
Baca juga: Kupas Kapas Buat KipasÂ
Untung sang driver, Pak Sugeng Mardisantoso, sudah terbiasa melakukan perjalanan jauh pada malam hari. Kami tidak khawatir terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Namun, doa tetap kami panjatkan untuk keselamatan dalam perjalanan.
Jalanan menanjak, menikung, dan menurun secara tajam harus dilewati. Kondisi jalanan di Samarinda memang demikian. Orang dari luar kota yang belum terbiasa melewati jalanan di Samarinda pasti akan kaget dan keluar keringat dingin menghadapi jalanan yang begitu "bervariasi".
Pada beberapa simpang jalan, Pak Sugeng selalu ingin memastikan jalur mana yang harus dilewati. Dengan adanya perbaikan jalan, perubahan jalur, dan suasana yang mulai gelap, tentu harus waspada pada saat akan melewati persimpangan jalan. Belok kiri, belok kanan, atau lurus ke depan. Â Â Â