Tiba di Dome, saya lihat ada dua pengawas sedang duduk-duduk di kursi panjang. Keduanya saya salami sambil senyum ceria. Kaki saya  langsung berjalan menuju Ruang Pengawas 2. Ada Pak Jumio yang sedang berjalan menuju Ruang Pengawas 1. Kami berjabat tangan erat.
Tas punggung segera saya letakkan di atas kursi. Sambil menunggu guru dari sekolah binaan, ada sesuatu yang harus saya kerjakan. Laptop segera saya buka. Ada dua pengawas yang mengajak mengobrol. Keduanya sedang asyik mengurusi pendaftar PPPK di sekolah binaan mereka.
Tidak lama berselang datang Pak Mokhamad Hanafi. Awal bulan ini pengawas mata pelajaran IPA tersebut berulang tahun. Ada acara makan-makan. Kali ini kami ditraktir makan soto banjar, pakai lontong, bukan nasi. Makanan itu dipesan dari kantin disdikpora.
"Ada berapa orang?"
"Sebelas!"
Jumlah pengawas yang dihitung semula hanya sebelas orang . Kemudian bertambah karena ada pengawas yang belum dihitung. Ada pula dua petugas kebersihan yang ikut ditraktir.
Waktu terus berjalan. Guru yang merangkap bendahara dari sekolah binaan baru datang mendekati pukul setengah sebelas. Sebelumnya saya sudah menginformasikan bahwa sekitar pukul sepuluh saya sudah berada di ruang pengawas.
Setelah janji saya lunasi (memberikan rekomendasi) kepada bendahara yang datang itu, keinginan untuk kembali ke acara IHT di SMP 22 PPU hadir lagi. Namun, agenda lain sudah menanti lagi.Â
Penajam Paser Utara, 5 Oktober 2022