Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketika Hujan Tidak Turun

25 September 2022   09:29 Diperbarui: 25 September 2022   09:36 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Hujan Tidak Turun

Cuaca cerah pada hari Ahad tanggal dua puluh lima September 2022. Saya sudah merancang beberapa agenda untuk memanfaatkan hari libur ini. Setelah urusan "dalam negeri" selesai, yaitu mencuci pakaian yang tidak seberapa banyak, segera saya berangkat menuju tempat penjual air minum isi ulang.

Pada saat tiba di tempat penjual air minum isi ulang, saya melihat ada papan iklan kaveling tepat di seberang jalan. Papan iklan itu jelas menawarkan hanya tiga kaveling di lokasi belakang tulisan iklan itu. Rizal, sambil melayani pembeli mengatakan bahwa harga per meter kaveling itu satu juta rupiah. Luas satu kaveling ada yang 150 meter persegi (7,5 X 20). Ada dua kaveling yang berukuran 150 meter persegi. Ukuran paling luas 385 meter persegi (11 x 35) hanya satu kaveling.

Dokpri
Dokpri
Harga tanah di Kabupaten Penajam Paser Utara melinjak sejak wilayah Kecamatan Sepaku ditetapkan sebagai IKN (Ibu Kota Negara).

Hanya satu galon saya beli air minum isi ulang. Setelah menyerahkan uang satu lembar lima ribuan, saya pun meninggalkan tempat itu. Sepeda motor langsung menuju samping pintu dapur. Hal itu untuk memudahkan pemindahan galon yang sudah berisi air minum isi ulang itu.

Dokpri
Dokpri
Sepeda motor segera saya pindahkan ke depan pintu pagar rumah. Tiga kantong plastik (kresek) berisi sampah dengan tiga warna itu sudah siap untuk dibuang. Saya perlu mengartur posisi ketiga kresej itu agar enak dibawa. Pengaturan posisi cukup penting agar tidak mengganggu kemudi (stang).

Dokpri
Dokpri
Tempat pembuangan sementara berlokasi di belakang terminal Penajam. Untuk mencapai terminal, saya harus melewati kantor inspektorat kabupaten, beberapa toko, warung makan, kantor pegadaian Penajam, dan kantor BPJS.

Dokpri
Dokpri
Saya harus berjalan kaki beberapa meter setelah tiba di belakang terminal Penajam. Ada parit yang menghalangi sehingga saya harus membawa ketiga kantong sampah itu ke tempat pembuangan sementara.

Dokpri
Dokpri
Sepeda motor saya lajukan ke arah bawah, yaitu arah mendekati pelabuhan. Namun, saya tidak ma uke pelabuhan. Agenda berikutnya, saya menuju pasar lama. Di sana ada tempat pangkas rambut. 

Nama tempat pangkas rambut itu "Salon Mawar". Meskipun nama tempatnya salon, biaya atau ongkos pangkas rambut termasuk sedang, yaitu dua puluh lima ribu rupiah.

Ketika saya masuk ke dalam ruang pangkas rambut, terlihat masih ada satu orang yang sedang dipangkas rambutnya. Saya pun harus rela menunggu sambil menyaksikan siaran televisi. Informasi yang sedang ditayangkan tentang pengusaha kain tenun tradisional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun