Mengapa Belum Juga Mulai Menulis?
Tidak sedikit orang yang mempunyai keinginan menulis seperti orang lain yang sudah mempunyai banyak tulisan, baik berupa buku antologi maupun tulisan di media online. Keinginan untuk menulis itu terdorong oleh beberapa hal, antara lain: 1) ingin seperti orang lain yang sudah aktif menulis; 2) ingin dikenal dan terkenal sebagai penulis; 3) ingin memperoleh penghasilan (tambahan) dari hasil menulis.
Apakah keinginan orang-orang seperti itu salah? Tentu saja, TIDAK. Kesalahan mereka hanya satu: BELUM JUGA MULAI MENULIS.
Mereka adalah orang-orang yang hanya termotivasi sesaat ketika ada workshop, bimtek, atau mendengar cerita dari orang yang sudah sering menulis.
Setelah workshop dan bimtek berlalu, keinginan tinggallah keinginan. Satu kalimat pun belum disusun untuk "projek" keinginannya itu.
Lantas, bagaimana menanggulangi masalah seperti itu?
Gampang! Paksa orang-orang seperti itu untuk mulai menulis. Apa? Dipaksa? Bagaimana cara memaksanya?
Langkah Pertama
Ajak menulis bersama-sama dalam ruang/tempat yang sama. Mereka boleh menulis menggunakan laptop, gawai/ponsel, atau menulis di kertas menggunakan pulpen/pensil.
Apa yang ditulis?
Pada awalnya, mereka diminta menuliskan kalimat seperti di bawah ini (sekadar contoh, boleh kalimat berbeda).
Pada hari ini ... tanggal ... saya duduk di sebuah kursi. Saya akan bercerita tentang diri saya. Nama saya adalah .... Saya adalah anak ke... dari ... saudara. Ibu saya bernama .... Ayah saya bernama ...
Setelah beberapa kalimat, biarkan mereka melanjutkan ceritanya dengan menuliskan apa saja terkait dirinya. Tidak ada pembatasan seberapa banyak kalimat yang harus dituliskan. Biarkan mereka berhenti setelah merasa semua yang ingin dituliskan selesai.
Langkah Kedua
Pada kesempatan berikutnya, ajak menulis lagi secara bersama-sama terkait keadaan rumah masing-masing, halaman rumah, kondisi tetangga, dan hal yang lain.
Langkah selanjutnya, programkan bersama orang-orang itu terkait topik yang ingin ditulis. Jangan berkomentar terkait ejaan, tanda baca, dan aturan tata bahasa. Biarkan kesalahan itu menjadi riwayat proses menulis.
Tidak perlu diberi teori yang njlimet. Biarkan mereka menulis sesuka hati lebih dahulu. Ada waktunya kelak untuk belajar tentang tata bahasa.
Menulis adalah keterampilan. Supaya terampil, ya harus diulang-ulang. Menulis apa saja lebih dahulu. Tidak perlu memikirkan ini dan itu. Tulis saja apa yang ada di kepala.Â
Semakin banyak kalimat yang ditulis akan semakin banyak kata-kata yang biasa kita tuliskan (ketikkan). Menulis dan menulis terus. jangan dibaca tulisan yang sudah dibuat.Â
Buat tulisan baru. Buat judul sesuai yang terlintas di kepala. Biarkan kalimat mengalir seperti air. Tuliskan! Tujuan saat ini adalah melatih keterampilan. Supaya terampil, tulis sebanyak-banyaknya.
Ada saatnya nanti untuk memperbaiki tulisan.Â
Selamat menulis, dan menulis. Anda akan menjadi penulis produktif jika menulis dan menulis terus!
Â
Penajam Paser Utara, 24 September 2022