Bagaimana Menyikapi Hari Libur?
Hari libur identik dengan rekreasi ke luar kota bagi yang berduit. Hari libur berarti akan ada tambahan penghasilan bagi yang masih berjibaku dengan minimnya gaji. Untuk yang berada pada posisi sedang-sedang saja, hari libur diidentikkan dengan hari bermalas-malasan.
Hari libur kerja memang waktu jeda antara rutinitas mencari nafkah. Waktu jeda harus digunakan untuk melakukan aktivitas yang berbeda dengan kegiatan kerja. Namun, ada sebagian orang yang justru memanfaatkan waktu libur  untuk lembur kerja.
Semua memiliki pilihan masing-masing. Semua memiliki konsekuensi tertentu. Para pekerja malam memang berbeda. Mereka harus benar-benar beristirahat pada malam libur kerja. Kalau biasanya mereka pada malam hari  bekerja hingga dini hari, saat libur kerja mereka harus benar-benar beristirahat pada malam hari libur itu. Hal ini penting untuk menjaga kebugaran tubuh.
Seperti halnya mesin, tubuh perlu diistirahatkan. Tidak boleh diforsir jika ingin tetap bugar lebih lama. Hidup perlu dinikmati. Kondisi fisik harus dipelihara.
Semakin tenaga diforsir semakin cepat rapuh dan lemah. Obat jenis apa pun tidak akan sanggup mengembalikan kondisi bugar seperti waktu muda. Obat-obatan hanya berfungsi memperlambat rasa sakit.
Selagi masih bisa beristirahat, mencobalah untuk selalu mencari waktu untuk beristirahat. Keinginan manusia memang tiada batas. Target memang boleh dicanangkan tetapi kondisi tubuh perlu diperhatikan. Jangan sampai demi mencapai suatu target (dalam karier, ekonomi), kondisi fisik dikorbankan. Kesehatan harus dijaga.
Kesimpulan: waktu libur kerja gunakan untuk mengistirahatkan fisik dan nonfisik. Jangan paksa untuk bekerja terus.
Penajam Paser Utara, 17 September 2022