Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perjalanan dari Sepaku, Wikayah Baru Ibu Kota Indonesia (7)

16 September 2022   05:02 Diperbarui: 16 September 2022   05:06 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan dari Sepaku, Wilayah Baru Ibu Kota Indonesia (7)

Perbincangan di rumah makan masakan padang berlanjut di mobil. Pada hari Kamis tanggal lima belas September 2022 saya merasa mendapatkan banyak pengetahuan baru dari Pak Supardi terkait cara penanganan masalah di sekolah.

Ketika saya masih menjadi kepala sekolah (tahun 2004-2017), permasalahan yang saya hadapi tidak serumit dan seheboh yang dihadapi Pak Supardi dan dua kepala sekolah yang sudah kami kunjungi pada hari sebelumnya.

Mobil berhenti di depan pagar sekolah. Kami pun harus berpisah. Pak Supardi kembali ke SMP 2 PPU dan kami melanjutkan perjalanan ke SMP 27 PPU (lagi). Sesuai pesan dari Pak Nanang Faisol, kami bertiga diminta singgah di SMP negeri paling muda di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur saat ini.

Jarak dari SMP 2 PPU ke SMP 27 PPU tidak terlalu jauh. Dalam beberapa menit, kami sudah memasuki halaman sekolah yang masih dalam tahap pengerasan (pengurukan batu-batu kecil).

Pak Nanang Faisol menyambutkami dengan senyum lebar. Berhubung sudah agak lama tidak berjumpa, banyak cerita yang disampaikan mantan guru PAI (Pendidikan Agama Islam) SMP 5 PPU tersebut.

"Meja kepala sekolah ini sumbangan teman saya!"

Pak Nanang menunjuk meja kerja yang cukup representatif. Tidak jauh beda dengan meja-meja kerja kepsek di sekolah lain.

"Meja dan kursi tamu ini saya bawa dari rumah!"

Penjelasan Pak Nanang disampaikan lagi. Sebagai sekolah baru, fasilitas sekolah memang tidak disiapkan sekaligus oleh pemerintah daerah. Anggaran yang terbatas membuat sarana dan prasarana sekolah baru tidak diberikan secara sekaligus. Pemerintah daerah memberikan secara bertahap.

Luas area sekolah yang hanya sekitar satu hektar membuat pemandangan tampak terbatas. Apalagi baru tiga ruang kelas yang dibangun. Untung ada Ruang UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) yang sudah dibangunkan pemerintah sehingga untuk sementara ruang itu digunakan sebagai ruang guru, ruang kepsek, sekaligus ruang tata usaha.

Meja dan kursi guru sudah mencukupi untuk sementara ini karena jumlah guru di bawah hitungan sepuluh, termasuk kepsek dan penjaga sekolah.

"Kami sudah berusaha meminta bantuan dari perusahaan yang berada di dekat lokasi sekolah ini!"

Bantuan yang dimaksudkan Pak Nanang di antaranya bantuan untuk pengerasan halaman sekolah. Berhubung halaman sekolah masih berupa tanah merah-sangat licin kalau turun hujan-perlu diuruk dengan batu-batu kecil.

"Untung ada perusahaan terdekat yang bersedia membantu. Dengan begitu, halaman sekolah tidak akan licin lagi setelah diuruk batu-batu kecil. Kami bisa melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin."

Satu hal yang saya tegaskan kepada Pak Nanang terkait pembangunan ruang kelas baru untuk menghadapi siswa baru tahun ajaran 2023/2024. Bisa dipastikan tahun depan siswa baru semakin banyak mengingat Kawasan SMP 27 PPU sangat dekat dengan lokasi Titik Nol IKN. Hanya beberapa ratus meter saja lokasi SMP 27 PPU dengan Titik Nol IKN Nusantara, kawasan Ibu Kota Indonesia yang direncanakan  akan digunakan untuk upacara 17 Agustus 2024.

Pak Nanang pun menyampaikan bahwa berbagai upaya sudah dilakukan, termasuk berkoordinasi dengan Kepala Otorita IKN Nusantara, anggota DPRD kabupaten, pihak desa setempat, dan yang pasti kepada bagian Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan kabupaten.

Saya pun mengapresiasi upaya-upaya yang sudah dilakukan Pak Nanang Faisol selaku kepala sekolah pertama di SMP 27 PPU. Tidak lupa dokumentasi kerja sama dengan instansi atau lembaga di luar sekolah dibuat dan disimpan dengan rapi untuk persiapan akreditasi sekolah tahun depan.

Sekolah baru memang diutamakan untuk diakreditasi. Demikian penjelasan yang disampaikan Pak Mokhamad Syafii yang masih proaktif memberikan masukan kepada kepsek. Pak M. Hanafi pun ikut memberikan masukan untuk keberlanjutan SMP yang berlokasi cukup dekat dengan Titik Nol IKN Nusantara itu.

Penajam Paser Utara, 16 September 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun