Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Untuk Servis Motor, Bengkel Resmi atau Pinggir Jalan, Semua Perlu Dicoba

6 September 2022   16:03 Diperbarui: 6 September 2022   16:06 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Perawatan sepeda motor sangat penting. Kita perlu melakukan servis secara berkala jika ingin sepeda motor nyaman dikendarai. Memang perlu biaya. Namun, semua bisa dikelola. Saya termasuk orang yang setia dengan satu kendaraan sepeda motor.

Sebelum memiliki sepeda motor, saya menggunakan sepeda jengki untuk melakukan perjalanan di luar rumah. Sejak akhir 1987 hingga pertengahan tahun 2004 saya menggunakan sarana trasportasi itu untuk bekerja. Untung jarak dari rumah ke tempat kerja hanya dua kilometer. 

Sebagai seorang Oemar Bakri, saya sangat menikmati kendaraan sepeda jengki. Dalam kurun waktu 17 tahun itu, saya menghabiskan dua sepeda jengki. Satu rusak, beli lagi baru. Sepeda jengki juga.

Pertengahan tahun 2004, berhubung ada tugas tambahan sebagai kepala sekolah, mau tidak mau saya membeli sepeda motor. Bukan untuk gagah-gagahan. Saya membeli sepeda motor karena lokasi tempat tugas yang baru sejauh 16 (enam belas) kilometer dari rumah. 

Selain agak jauh, jalan menuju tempat tugas tidak rata. Jalanan menanjak dan menurun cukup tajam. Tidak mungkin saya mengendarai sepeda jengki pergi-pulang sejauh 32 (tiga puluh dua) kilometer.

Pilihan kendaraan jatuh pada sepeda motor Honda Karisma. Pertengahan tahun 2004 itu, saya beli dari dealer resmi dengan uang kontan. Beli sepeda motor ke dealer kontan tetapi saya pinjam uang koperasi sekolah. Harga sepuluh juta lebih sedikit waktu itu.

Perawatan Rutin Saat Masih Baru

Dengan sepeda motor baru, saya harus melakukan perawatan rutin agar awet dan nyaman dikendarai. Saat masih awal-awal memiliki sepeda motor itu, saya rutin melakukan servis ke tempat servis resmi. Beberapa kali servis ada fasilitas gratis oli dan perawatan. Tentu saja hal itu membuat saya senang karena tidak memerlukan biaya besar untuk perawatan rutin.

Tergoda Servis Pinggir Jalan

Ketika melewati beberapa tukang servis pinggir jalan, saya sering merasa penasaran. Mengapa servis di pinggir jalan selalu ramai? Keinginan untuk mencoba servis di pinggir jalan pun muncul. Apalagi teman-teman kerja juga ada yang menggunakan jasa servis pinggir jalan.

Satu dua kali merasa aman. Tidak ada gangguan berarti pada sepeda motor saya. Namun, suatu ketika sehabis servis di pinggir jalan, justru kondisi sepeda motor tidak nyaman dikendarai. Akhirnya, saya kembali ke tempat servis resmi.

Ganti Ban, Justru Motor Rusak

Pernah saya mengalami peristiwa yang kurang enak. Waktu itu ban dalam motor saya perlu diganti karena sudah beberapa kali bocor. Saya pun minta ganti ban dalam yang baru. Rupanya sang tukang servis pinggir jalan kurang hati-hati saat memasang kembali rodanya. Akibatnya sudah dapat ditebak. Sepeda motor tidak nyaman dikendarai. Selanjutnya, saya kembali ke tempat servis resmi.

Delapan Belas Tahun Setia Satu Motor

Sejak membeli sepeda motor tahun 2004 hingga tahun 2022 belum pernah ganti. Hanya satu motor saya gunakan untuk melakukan aktivitas di luar rumah, terutama untuk pergi-pulang bekerja. Onderdil sudah sering ganti. Saya pun masih merasa nyaman mengendarai sepeda motor lawas itu. Tidak ada sedikit pun rasa malu atau rendah diri. Teman-teman yang pernah meminjam sepeda motor saya, mengakui bahwa kondisi mesin Honda Karisma itu masih bagus.

Pernah terbersit keinginan untuk menjual sepeda motor kesayangan itu. Namun, saya sangat kecewa karena orang hanya menawar lima jutaan. Tidak sebanding dengan pengeluaran untuk perawatan selama enam belas tahun. Lagi pula, saya harus menambah uang berapa juta lagi untuk membeli sepeda motor baru?

Akhirnya, saya tidak mau menjual sepeda motor itu karena saya merasa sudah banyak mengeluarkan  biaya untuk perawatan rutin, baik di tempat servis resmi maupun di tempat servis pinggir jalan.

Kesimpulan

Kita mau menggunakan servis pinggir jalan atau di tempat servis resmi itu pilihan. Semua bisa dicoba. Jika merasa nyaman servis di pinggir jalan, ya boleh-boleh saja. Kalau sudah ketemu dengan yang cocok, memang sulit pidah ke lain hati. Namun, apabila merasa sering kena masalah dengan servis di pinggir jalan, sebaiknya mengguankan jasa servis resmi. Memang, agak mahal tetapi kalau merasa nyaman, tidak perlu mengeluh.

Penajam Paser Utara, 6 September 2022  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun