Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Administrasi - ***

***

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sulitnya Memberi

8 Juni 2019   11:14 Diperbarui: 8 Juni 2019   11:22 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Meminta itu lebih mudah dibanding memberi. Sebab memberi itu syaratnya harus memiliki 'apa' yang harus diberikan.

Prinsipnya adalah: seseorang hanya bisa memberikan apa yang ia punya. Mafhum-nya, ia tak akan pernah bisa memberikan apa yang tak ia miliki.

Memberi maaf hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki keluasan pintu maaf. Maaf tak akan bisa diberikan dari orang yang tak mempunyai pintu maaf.

Meminta maaf akan menjadi sulit jika ego masih terpatri di dalam diri. Meminta maaf terasa susah bila gengsi masih menghalangi untuk mengakui kesalahan.

Tapi, memberi maaf jauh lebih sulit daripada meminta maaf. Sebab memberi maaf mengharuskan ia mengikhlaskan perbuatan buruk orang yang telah menyakiti dan menzhaliminya.

Forgiven but unforgotten. Bila melupakan perbuatan buruk orang lain terhadap kita saja sulit, lebih sulit lagi memaafkan dan merelakan perbuatan buruk itu menimpa kita dan memberi maaf untuk pelakunya.

Tak heran jika predikat "Berjiwa Besar" itu hanya akan diberikan untuk mereka yang mampu memberi maaf. Karena begitu beratnya "memberi" dalam konteks ini.

Bila memberi sesuatu yang kita sukai kepada orang lain terasa sulit, memberi maaf kepada orang yang pernah menzhalimi kita itu jauh lebih sulit.

Namun tujuan sebulan berpuasa untuk melahirkan sifat mutaqin (la'allakum tattaqun).

Dan salah satu sifat mutaqin langsung ditafsirkan dalam QS. Ali Imran ayat (133-134) ialah wal 'afina 'anin-naas. Yaitu memaafkan orang lain yang pernah berbuat salah atau berbuat tidak menyenangkan kepada kita.

Setelah berpuasa selama sebulan, sekarang tibalah saatnya buah/hasil dari berpuasa itu diuji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun