Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Administrasi - ***

***

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Spirit Ramadan sebagai Syahrul Qur'an

6 Mei 2019   12:49 Diperbarui: 6 Mei 2019   13:16 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Seruan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup di awal ramadhan rasanya masih sebatas klise ketika perilaku masih jauh dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Apalagi melihat tindakan sebagian ormas keagamaan berbasis pergerakan membuktikan adanya anomali antara nilai normatif kitab suci dengan perilaku mereka.

Demonstrasi bertajuk "Aksi Bela Tauhid" pada tahun lalu (2018) adalah salah satu bentuk kontradiksi antara nilai ajaran Islam dan perilaku umat Islam.

Isu terhangat akan adanya wacana people power sebagai puncak kekecewaan terhadap kinerja KPU dan adanya dugaan kecurangan pemilu.

Jika benar kitab suci dijadikan sebagai "hudan linnaas" (panduan hidup) mestinya yang dipegang adalah Titah Tuhan dalam QS. Al-Hasyr ayat (7):

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu terimalah. Dan apa yang dilarangnya tinggalkanlah."

Terkait unjuk rasa, rasul memberikan kita arahan,

"Siapa saja yang hendak menasehati penguasa dalam suatu urusan, jangan disampaikan di hadapan publik. Tapi hendaknya ia pegang tangannya (ditemui langsung) dan menyendiri dengannya (secara privasi)." HR. Ibnu Abi 'Ashim no.1097.

Arahan tersebut semestinya direalisasikan sebagai wujud nyata dari Perintah Allah di QS. Al-Hasyr ayat (7). Bukan hanya didasari tensi yang tinggi, tanpa disertai ilmu yang sebanding dengan emosinya.

Spirit ramadhan sebagai syahrul qur'an tak akan terwujud secara maksimal bila kita masih mengedepankan urat leher dibanding memegang erat esensi Al-Qur'an.

Jika dalam menyampaikan aspirasi saja belum sesuai dengan arahan dan aturan yang telah ditetapkan rasul, maka perjuangan macam apa yang selama ini dijalankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun