Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kunci Bahagia Itu Sederhana, Jangan Merasa Memiliki

12 April 2021   19:57 Diperbarui: 13 April 2021   03:28 2102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Selama manusia hidup di dunia yang sangat singkat ini ada tips yang semestinya dijadikan panduan, atau acuan, pedoman. Apa itu? Jika dia manusia maka contoh terbaik itu adalah seluruh nabi dan rasul. 

Namun penghulu segala nabi itu adalah Muhammad saw. Jika pedoman itu adalah kitab maka pedoman yang terbaik itu adalah alquran. Tulisan ini mencoba menggambarkan tips bahagia yang sederhana yakni merasalah dititipi jangan merasa memiliki.

Belajar dari tukang parkir

Tukang parkir mobil yang kita saksikan di mana-mana dapat kita jadikan contoh. Palsafah yang diterapkan oleh tukang parkir adalah bahwa mereka tidak merasa memiliki tetapi mereka merasa dititipi. 

Mereka punya tanggung jawab untuk menjaga semua kendaraan yang parkir di wilayah penjagaannya. Mau mobil bagus mau mobil jelek tetap dia jaga. Mau mobil baru mau mobil lama tetap dia jaga. Mau mobil yang masih kredit atau sudah lunas itu tidak masalah baginya.

Yang penting tukang parkir bertanggung jawab menjaganya. Mereka tidak akan pernah sombong, walau mobilnya banyak. Atau tidak pernah sedih ketika mobil semua diambil oleh pemiliknya.

Jika dititipi harta

Jika kita dititipi harta jangan pelit, jangan sombong, jangan meremehkan orang tak berpunya. Mengapa? Karena orang berpunya mesti ingat bahwa amat sering ia atau mereka yang berpunya adalah karena pengorbanan orang tak berpunya, doa orang tak berpunya  atau bahkan hak orang tak berpunya.

Hal lain yang harus diingat adalah apakah kita mendapatkan harta sudah sesuai dengan perintah Allah dan rasulNya, sudahkan sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh nabi. Jangan-jangan kita memperoleh harta dengan cara riba, dengan menzalimi orang lain. Atau bahkan kita memperoleh harta dengan cara yang tidak layak, tidak pantas dan tidak patut.

Harta sesungguhnya akan ditanya pada hari kiamat, dari mana kamu memperolehnya dan untuk apa kamu membelanjakannya. Sungguh mengerikan dengan pertanyaan yang akan ditanyakan kepada kita terhadap harta kita, walau halal, walau sesuai ajaran agama. Bagaimana dengan harta yang haram, hasil riba, hasil merampok?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun