Bismillah,
Setiap akan pulang sekolah waktu di Madrasah dulu kami para siswa selalu diminta membaca salah satu surat pendek bernama Al-asyri (Waktu). Sedangkan pada waktu memulai kelas kami diminta untuk membaca alfatiha (pembuka).Â
Waktu itu kita tidak memahami sama sekali apa gunanya kedua amalan tersebut. Setelah dewasa baru dapat pemahaman bahwa waktu adalah "barometer" apakah kita menjadi orang baik apa tidak, sukses atau tidak.
Rangkaian nasehat
Di rumah, di sekolah dan di masyarakat, saya merasakan sekali betapa pentingnya memanaj waktu dengan baik. Untuk melatih manajemen waktu itu tidak mudah tetapi tidak sulit. Ketika di rumah kami para siswa memperoleh pencerahan dari ayah, ibu, kakek, nenek, paman. Mereka banyak cerita, mereka memarahi kami, mengarahkan kami dan sebagainya. Pendek kata kami di asah, diasuh dan diasihÂ
Di sekolah kami memperoleh pengajaran dan pembelajaran tentang banyak hal tentang ilmu, teknologi, sejarah, berhitung, menggambar, berbahasa, berpuisi, membaca dan menghayati alquran. Pendek kata di sekolah, guru berperan lebih khusus tapi lebih luas dan lebih berorientasi ke depan bahkan sampai ke akhirat.
Di masyarakat, kami para siswa memperoleh praktek langsung tentang bagaimana menerapkan nilai-nilai murni seperti berbuat baik, ikhlas, kebersamaan, pantang menyerah, meniru kebiakan, meniru sifat mulia dan meniru sifat-sifat baik yang lain.
Orang terbaik vs terburuk
Ketika Rasulullah SAW ditanya, ''Siapa manusia terbaik?'' Beliau menjawab, ''Orang yang panjang usianya dan baik amalnya.'' Beliau kembali ditanya, ''Lalu siapa manusia terburuk?'' Jawab Rasul, ''Orang yang panjang usianya tetapi jelek amalnya.'' (HR at-Tirmidzi).
Ketika Allah bersumpa demi waktu bahwa manusia itu adalah dalam kerugian, kecuali mereka yang menjaga iman dan amal soleh, serta saling menasehati tentang kebenaran dan kesabaran maka di sinilah pentingnya manajemen waktu.Â
Waktu itu adalah ibarat batu es. Dengan waktu dia akan mencair. Di manapun, kapanpun, dalam. Kondisi bagaimanapun batu es akan habis. Begitulah umur kita manusia. Digunakan dengan baik atau tidak tetap akan habis. Menjadi manusia terbaik adalah suatu anugerah yang terbesar dari Allah swt kepada kita, sementara menjadi manusia terburuk adalah kemalangan yang tidak pernah berujung jika tidak bertaubat.