Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ketika Mahasiswa Jadi Bupati dan atau Orang Miskin

6 Maret 2021   07:18 Diperbarui: 6 Maret 2021   07:27 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Saya senang mengajar mahasiswa dengan cara tidak monoton alias selalu berubah-ubah dari waktu, dari kumpulan ke kumpulan. Kemaren saya mengajar pada kumpulan mahasiswa Magister Administrasi publik. Sebelumnya saya mengajarkan materi tentang perbedaan negara-nwgara miskin dan negara maju. Negara mana saja yang termasuk kaya dan negara mana saja yang termasuk kelompok negara miskin. Tulisan  ini ini menggambarkan tentang strategi cepat untuk mengentaskan kemiskinan oleh para bupati/walikota/gubernur jika para mahasiswaku diberi amana demikian.

Ketika jadi bupati

Dewi Susanti angkatan 35 npm 036 mengatakan, jika jadi kepala daerah, dia akan membuat perda-perda yang menyentuh langsung dengan masyarakat. Kebijakan tersebut antara lain, beasiswa buat anak-anak miskin yang cerdas, membeli semua sumber penghasilan masyakat setempat untuk wajib dibeli oleh para pegawai, intinya ada supermarket hasil sendiri. Budaya membeli produk hasil daerah sendiri, meringankan pajak daerah, Membuka lapangan pekerjaan dengan cara bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar untuk bermitra dengan UKM dan UKK. Dia akan tegas dan bekerja sama dengan pihak keamanan terkait keamanan daerah, supaya orang pendatang merasa nyaman dan aman dalam berusaha.

Uci Yosepha Hana menyatakan jika dia menjadi kepala daerah kebijakan yang dia ambil dalam upaya mengatasi kemiskinan yaitu
memajukan ekonomi kerakyatan, pemecahan wilayah kecamatan supaya memudahkan dalam proses kerja daerah.

Lain lagi dengan Riniarti Dian Ekawarni, jika jadi bupati, dia akan mengembangkan sektor pertanian. Dengan memberikan harga pupuk yang murah sehingga petani tidak susah membeli pupuk. Dengan memberikan pupuk yang murah otomatis harga hasil bumi murah juga sehingga  masyarakat tidak susah lagi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.  Selain itu juga memajukan investasi, sehingga bisa menyerap lapangan kerja, dengan memperhatikan hak-hak pekerja.

Hezariman A, NPM 051935016, menyatakan, jika dia menjadi kepala daerah kemungkinan yang pertama adalah mengembalikan modal terlebih dahulu. Barulah setelah itu, dia merangkul kalangan menengah kebawah agar mereka bisa membuat usaha kecil guna meningkatkan program UMKM dan meningkatkan kualitas pendidikan agar tercipta generasi gemilang penerus bangsa.

Dheny Okta Fratama, jika  menjadi bupati saya akan melakukan yang paling utama adalah memperbaiki data kemiskinan, di mana data ini banyak sekali dipermainkan, oleh karna itu data harus benar-benar valid agar penyaluran bantuan benar-benar tersalurkan kepada yang berhak menerima.

Kebijakan pertama, saya akan melaksanakan program penyetaraan pembagian modal dan bantuan UMKM, atau membuka lowongan pekerjaan agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Johny Emiyani, jika jadi bupati mengungkapkan bahwa program yang mungkin akan dilakukan adalah memberikan bantuan berupa pelatihan ketenaga kerjaan kepada masyarakat serta memberikan modal usaha sehingga nantinya setelah pelatihan dilaksanakan akan dapat berusaha sendiri dalam menopang biaya kehidupan menjadi lebih baik lagi. Namun pasca pelaksanaan pelatihan, pemerintah tetap harus memantau jangan sampai apa yang sudah diberikan kepada masyarakat menjadi sia-sia.

Selain itu, Johny juga meminta kepada para pengusaha di wilayahnya agar lebih memprioritaskan tenaga kerja lokal yang mempunyai skill yang mumpuni sehingga penyerapan tenaga kerja akan dapat membantu mengentaskan kemiskinan di wilayah tersebut.

Idrus salam, jika jadi bupati, mengatakan bahwa
 Pro-Pertumbuhan (pro-growth), untuk meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan
ekonomi melalui upaya menarik investasi, ekspor dan bisnis, termasuk perbaikan iklim
investasi.
* Pro-Lapangan Kerja (pro-job), untuk menciptakan lapangan kerja termasuk di dalamnya menciptakan pasar tenaga kerja yang fleksibel dan menciptakan hubungan indutri yang
kondusif.
* Pro-Masyarakat Miskin (pro-poor), untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas masyarakat
agar dapat berkontribusi terhadap pembangunan, memperluas akses terhadap layanan
dasar, dan merevitalisasi sektor pertanian, kehutanan, kelautan, ekonomi perdesaan.

Ketika jadi orang miskin

Kebanyakan para mahasiswa saya tidak banyak memberikan jawaban terhadap pertanyaan, apa yang akan dilakukan jika mereka miskin dan ingin segera keluar dari kondisi tersebut.

Ihsan akan memanfaatkan potensi diri dan potensi lingkungan. Lain lagi dengan Martha, jika menjadi rakyat miskin, dia akan mencoba bekerja pada orang yang mempunyai usaha dan ketika sudah mempunyai modal yang cukup, dia  akan membuka usaha sebesar modal yang dia punya.

Mutiara Wisdayanti, akan mengupayakan kwluar dari kemiskinan, dengan cara memanfaatkan program pemerintah seperti program UMKM, lalu dengan modal yang diberikan bisa membuat suatu usaha.

Tidak Mudah

Kepada para mahasiswa saya menyatakan bahwa menjadi bupati tidak mudah, demikian juga untuk keluar dari kemiskinan itu juga tidak mudah. Bahwa satu orang menjawab bahwa dia mesti mengambalikan modal terlebih dahulu sebelum fokus mengentaskan orang dari kemiskinan adalah hal yang lumrah. Kemungkinan besar semua kepada daerah yang terpilih dengan sistem partai dan demokrasi liberal yang terjadi di negara kita terjerat dengan hutang uang, janji dan sebagainya. 

Karena itu wajar jika para kada kebanyakan terjebak kepada praktek KKN selama periode masa jabatan mereka. Alasan mengembalikan modal pemilukada adalah alasan klasik dan tidak mudah untuk diubah. Jika begini maka entah kapan kondisi negeri kita akan baik-baik saja.

Jayalah kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun