Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hari Santri 22 Oktober adalah Bukti Kuatnya Hubungan Agama dengan Negara

22 Oktober 2020   05:29 Diperbarui: 22 Oktober 2020   06:10 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Saya bersyukur bahwa dalam kurun waktu yang lama banyak berkecimpung dengan para santri di sejumlah negara. Sewaktu belajar di UK, saya dikenalkan dengan para santri ketika ikut program "huruj fisabilillah" di Luton, Bedfordshare, kemudian di London dan Dewsbury North England. Demikian juga ketika saya ikut huruj di Malaysia, Thailand dan tentu saja Indonesia.

Imej terhadap santri

Sejak saya kenal santri, imej saya kepada mereka sangat spesial. Mereka itu adalah manusia pilihan. Mengapa?  Karena mereka itu adalah manusia yang terpelajar dengan dua jenis ilmu yakni ilmu dunia dan ilmu akhirat. Keliru sekali jika ada yang memandang sebelah mata para santri.

Di dalam dada mereka ada ilmu para nabi. Yakin mereka bagus. Akhlak mereka bagus  Iman mereka kokoh. Kekeluargaan di antara para dantri sangat bagus. Ketrampilan meteka banyak. Pendek kata para santri itu di mata saya adalah sangat sangat spesial.

Asal usul 

Salah satu versi mengenai asal usul istilah "santri", seperti dikutip dari buku Kebudayaan Islam di Jawa Timur: Kajian Beberapa Unsur Budaya Masa Peralihan (2001) karya M. Habib Mustopo, mengatakan kata "santri" berasal dari bahasa Sanskerta.

Dikutip Harian Kompas, 22 Oktober 2015, Hari Santri Nasional ditetapkan lewat Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. 

Penetapan ini didasarkan atas fakta sejarah bahwa pada 22 Oktober 1945 Hasjim Ashari menyerukan kepada para santri untuk berjihad membela negara melawan penjajah. Berjihad membela negara melawan penjajah hukumnya fardhu ain kepada setiap pribadi santri kala itu. Ribuan para santri ikut dalam peperangan melawan tentara sekutu, NICA. 

Istilah "santri" bisa pula dimaknai dengan arti "jagalah tiga hal", sebagaimana yang tertulis di buku Sejarah Pergerakan Nasional (2015) karya Fajriudin Muttaqin dan kawan-kawan, yaitu menjaga "ketaatan kepada Allah, menjaga ketaatan kepada Rasul-Nya, dan menjaga hubungan dengan para pemimpin".

Sedangkan menurut Menteri Agama RI 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin, santri juga memuat makna sebagai duta perdamaian. "Santri adalah pribadi yang mendalami agama Islam yang berasal dari akar kata salam yang artinya kedamaian. Itulah inti jiwa santri," sebagaimana disampaikannya pada JPPN.

Abaikan mereka yang iri

Banyak yang senang pada kalian para santri, banyak juga yang tak senang. Mengapa mereka senang tentu karena banyak asbab. Saya senang kepada para santri karena mereka dididik oleh orang baik, orang taat, orang cinta pada Allah, cinta tanah air dan cinta damai. Dengan begitu maka santri akan menjadi manusia pilihan, otaknya berisi, perutnya berisi dan yang paling penting adalah dadanya berisi.

Mengapa orang tak senang dengan para santri?  Kelompok ini ada kelompok yang tidak cinta Allah, tidak cinta rasulNya dan kelompok ini adalah kelompok yang hidupnya bermasalah.

Selamat hari santri

Saya sebagai pribadi, sebagai dosen dan sebagai simpatisan para santri di seluruh dunia menyampaikan ucapan "happy santri day to yo all wherever you are and whether you are black or white", may Allah always be with you. I am proud of you all".

Bagi saya para santri adalah manusia sempurna, insan kamil. Bagi saya kalianlah warga negara kelas 1 karena kalian berilmu, taat pada Allah, taat pada pemimpin, cinta tanah air dan mempunyai akhlak mulia.

Jayalah kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun