Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yang Kita Tuai Lebih Banyak Dari yang Kita Tanam

23 Januari 2020   09:49 Diperbarui: 23 Januari 2020   10:05 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah, Alhamdulillah, Allahumma shaliala Muhammad.

Kita sewajarnya bersyukur dan bersyukur kepada pencipta kita. Kenapa? Karena hidup ini ada hitungannya. Ada yang akan untung, ada yang akan rugi. Ternyata hidup ini adalah perdagangan. Perdagangan dengan siapa? Perdagangan dengan pencipta kita. Bagaimana sistem perdagangannya? 

Tulisan ini mencoba menggambarkan tentang hidup yang merupakan bisnis. Bisnis antara kita sebagai ciptaan dan sang pencipta. Bisnis antara kita dengan sesama ciptaan. Maka setiap bisnis ada yang merugi adapula yang untung. 

Bisnis menabung pahala

Sejak manusia diciptakan pertama kali kita sudah dapat informasi bahwa penciptaan itu berlangsung di surga. Sedang bahan bakunya untuk jasad dikumpulkan dari bermacam macam tanah di permukaan bumi. Sebaliknya bahan baku roh adalah dari langit. 

Sejak itu pula dinyatakan bahwa penciptaan manusia itu adalah untuk disiapkan sebagai calon penghuni dua tempat. Pertama yang untung bisnis penciptaannya akan dimasukkan ke dalam surga. Sementara yang rugi akan dimasukkan ke neraka.

Dikeluarkan dari surga

Belum lama setelah nabi Adam as diciptakan oleh Allah. Adam kesepian karena sendirian. Setelah itu Allah segera menciptakan Siti Hawa. Bedanya jika Adam.dari tanah maka Siti Hawa diciptakan dari tulang rusuk sebelah kiri nabi Adam.

Namun qadarullah Adam dan Hawa harus diusir dari surga karena sebuah kesalahan.yang fatal. Hawa merayu suaminya Adam untuk memakan buah kholdi. Sementara Hawa dipengaruhi oleh iblis. Adam harus menyesal karena ketetapan Allah sudah menjadi keputusan yang tak bisa diganggu gugat.

Menuai Selalu Lebih Yang Ditanam

Turunnya nabi Adam dan istrinya dari surga ke bumi selalu penuh dengan keajaiban. Jangan heran karena bumi adalah cabang dari surga itu sendiri. Enak, indah, bagus, cantik, ganteng, kaya adalah karakteristik surga. Di dunia ini sudah kita rasakan. Yang membedakan adalah di dunia ini semua tidak kekal, semua fana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun